Dalam tidurnya, Amber merasa sebuah kehangatan yang menenangkannya. Selain itu, indera penciumanya menangkap aroma yang membuatnya merasa terbang. Tanpa sadar, Amber tersenyum dalam hati. Tubuhnya refleks mencari ketenangan itu dan semakin mendekatinya, merapat padanya. “Aduh!” Amber meringis saat hidungnya menatap sesuatu yang keras. Tangannya mengelus hidung dan mata cantiknya mulai mengerjap. Betapa kagetnya dia saat tatapan matanya jatuh pada sebuah d**a bidang yang berotot. Sontak dia mendongak dan matanya langsung bertemu dengan mata gelap dan dingin yang kini dia pikir terasa sedikit hangat. “Ehm!” Amber berdehem, membasahi tenggorokannya yang mendadak kering. Tangannya sedikit mendorong tubuhnya ke belakang. Ibu dua anak itu berusaha menjauh, namun tangan Darren yang melingkar