"Apa kamu sudah gila?!" Ivy memandang Evan dengan kekesalan yang tak ditutup-tutupi saat ciumannya berakhir. Didorongnya tubuh lelaki itu menjauh dari hadapannya. Evan mengerutkan kening, tak menyangka padanya Ivy begitu jual mahal. Ia ingat betul, suara manja Ivy memohon pada Reyhan agar bisa memeluk sahabatnya itu. Apa bedanya ia sama Reyhan? "Kamu tampak frustrasi." Tatap Ivy kesal. Punggung tangannya mengusap mulutnya dengan kasar. Seenaknya saja Evan menciumnya padahal kekasihnya sendiri tak pernah melakukannya. Sungguh menyebalkan. "Apa di matamu aku tampak begitu frustrasi?" Evan mendekat. Apa aku terlihat begitu frustrasi di matanya? Batin Evan. Apa benar aku begitu frustrasi karena terancam kehilangan Tari? Entahlah. Tapi aku mau tak mau harus mengakui pada diri sendiri bahwa