Ada gelenyar aneh yang merambat ke tubuhku saat mulut panas Pak Adit mencium cuping telingaku. "Kamu melanggar janji, Sani." "A-apa? Janji yang mana, aduh!" Aku memekik tertahan saat pria itu menggigit daguku sekilas. "Sudah saya bilang, jangan terlalu berdekatan dengan pria asing." Aku mengerutkan kening, "Pria asing? Saya tidak berkenalan dengan pria baru kemarin. Siapa yang Anda maksud? Masa mas-mas penjaga kasir di swalayan saat kemarin saya beli minuman?" "Bukan itu. Tapi dokter jelek yang beberapa kali bertemu dengan kita." "Oh, itu, haha. Kirain siapa, lah dia kan bukan orang asing, Pak." "Dia asing dan bukan keluarga juga. Jangan terlalu sering ngobrol dengannya." "Dr. Agung maksudnya?" "Iya, saya malas menyebut namanya." Aku menahan tawa, "Anda cemburu pada dokter itu?"