Ch-5

1124 Words
Alisa sampai di rumah melihat mobil Daniel terparkir di dekat halaman kontrakannya. Gadis itu berdiri di depan rumahnya, dia tidak berniat masuk ke dalam karena manusia penjahat kelamin itu pasti akan meringsak tubuhnya lagi tiada ampun. "Apa ini? Bukannya tadi novel sialan itu menyatakan bahwa aku akan berada di bangsal lagi malam ini? Jika Daniel tiba-tiba muncul di sini, bukankah artinya aku tidak akan ke rumah sakit?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Alisha buru-buru membuka ponselnya dari dalam tas. Dan ternyata benar, dia melewatkan satu paragraf mengenai kehadiran Daniel sore ini. Alisha tidak bisa berpikir jernih, dia buru-buru menarik motornya kembali untuk membatalkan niatnya masuk ke dalam rumah. "Aku merasa tidak punya rumah semenjak novel gila itu muncul!" Keluhnya lagi. Dan ketika dia sudah bersiap menyalakan mesin motornya untuk menghindari Daniel, keanehan kembali terjadi. Mesin motor yang dikendarai olehnya tidak bisa menyala. "Sial! Aku bahkan tidak bisa merubah kenyataan buruk!" Gerutunya. Daniel sudah berdiri di ambang pintu keluar, dia melihat Alisha kesulitan menyalakan mesin skuternya. Pria itu melangkah mendekat ke arahnya. Bibirnya menyeringai lebar. "Oh! Jadi sekarang catatan gilamu itu membuat segalanya menjadi rumit? Kini kamupun juga tidak bisa mengendalikannya lagi!" Ejeknya pada Alisha. Bibir gadis itu bergetar ketakutan. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia tidak bisa mengatakan apapun ketika pria itu menariknya dengan paksa ke dalam rumah kontrakan miliknya. Daniel mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh di atas tempat tidurnya. Dugaannya benar tanpa aba-aba pria itu menanggalkan celananya juga seluruh pakaiannya. "Kamu gila! Lepaskan aku! Kita harus merubah novel gila itu agar tidak terus berulah!" Keluhnya pada Daniel yang kini sedang mencumbui lehernya. Seluruh pakaian Alisha sudah terlepas berserakan di bawah tempat tidurnya. "Aaahhhhhhh...." Desahnya sambil meremas selimut di kedua sisi tubuhnya. Daniel menghentak-hentak pinggulnya maju mundur meloloskan tonggak kejantanan miliknya ke dalam area terlarang Alisha. "Sakit sekali! Pria gila ini tidak akan mau berhenti!" Keluhnya lagi setelah tiga kali melihat Daniel meraih klimaksnya. Sorot mata Alisha perlahan-lahan meredup, gadis itu tertidur tanpa sehelai benang. Ketika dia terjaga matanya mengarah ke laptopnya. Hening! Tidak terdengar apapun. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Dia pikir Daniel telah pergi, tapi ternyata tidak. Pria itu masih berada di sana. Dia sedang duduk di kursi menghisap rokoknya dengan sangat nyaman. Alisha mengambil selembar selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Gadis itu melangkah mendekati Daniel Radcliffe. "Kamu benar, aku sudah tidak bisa merubah alurnya! Dan kejadian hari ini juga diluar kemauanku!" Ujarnya seraya berlalu melangkah menuju kamar mandinya. "Tunggu! Jika begitu bagaimana dengan diriku?" Tanyanya seraya menahan pergelangan tangannya. "Kamu pikir aku tahu? Aku sendiri berusaha keluar dari dalam kisah ini! Apa kamu pikir aku senang kamu perlakukan seperti w************n?!" Teriaknya tidak sabar lagi. Gadis itu segera mengibaskan tangannya dari genggaman Daniel, melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi. Setibanya di dalam dia melihat ke arah cermin, dimana bayangan dirinya sedang terpantul. Gadis itu menyalakan kran shower untuk membasuh tubuhnya. Samar-samar dia melihat pantulan dirinya di dalam cermin, seraya menggosok tubuhnya dengan busa sabun. Tiba-tiba dia melihat bayangan dirinya penuh darah di dalam cermin. "Apa ini? Tidak! Tidak mungkin!" Alisha panik karena air yang mengucur dari atas kepalanya berubah menjadi darah segar. Gadis itu buru-buru berlari keluar dari dalam kamar mandinya, sampai di luar dia tidak menemui Daniel. Pria itu sudah pergi beberapa menit yang lalu. Alisha segera memakai seluruh pakaiannya. Saat dia memasukkan kaos santainya melalui kepalanya. Dia sudah muncul di dalam bangsal, dimana Leonardo dirawat. Pria itu sudah mengendus punggungnya, karena kaosnya masih tertahan di atas tubuhnya, belum menutup sempurna. Dia sangat terkejut. "Bagaimana mungkin!" Teriaknya seraya menjauh dari Leonardo. Pria itu tampak tidak terkejut sama sekali. Dia tersenyum ke arah Alisha, menikmati wajah penuh ketakutan gadis itu. "Aku mandi air darah, lalu muncul di sini! Semuanya sesuai dengan novel itu! Ini benar-benar mustahil!" Keluhnya lagi. "Mungkin saja Alisha!" Wajah Leonardo berubah menakutkan, banyak goresan terlihat jelas pada wajahnya di bawah lampu temaram bangsal pasien tersebut. Alisha melangkah mundur hingga tubuhnya menabrak dinding. Pria itu semakin dekat, dan saat sampai di depannya dia menyuntikkan cairan bius pada lengannya. Alisha pingsan! Saat terjaga dia sudah berada di bawah tubuh Leonardo. Pria itu tengah melakukan hubungan intim dengan dirinya. Wajahnya sudah tidak mengerikan seperti sebelumnya. "Aahhh! Apa-apaan ini? Leon.. lepaskan aku, ini tidak boleh seperti ini. Aku mohon biarkan aku pergi." Ujarnya seraya berusaha mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya. Tapi itu mustahil, cumbuan yang sama dia rasakan kembali, tubuh Alisha terlompat-lompat ke belakang menerima hujaman bertubi-tubi pada belahan sensitifnya. "Ahhhhh.. Leon.. aku mohon hentikan.. aahhhhhh.. " Alisha merajuk, tubuhnya terasa nyeri sekali. Setelah lepas dari genggaman Daniel dia kembali tertahan dengan Leonardo. "Kamu milikku Alisha! Kamu tunanganku!" "Kamu bukan tunanganku! Kamu hanya pria monster!" Pekik Alisha dengan wajah serius. "Hahahaha! Kamu menikmati setiap cumbuan ku, dan sekarang kamu mengataiku monster?" Bisiknya di telinga gadis itu, tubuhnya masih berpacu di atas tubuh Alisha. Beberapa kali pria itu melumat bongkahan kenyal pada dadanya. Alisha melelehkan air matanya, hidupnya terasa terhenti. Berada di dalam pelukan monster yang menggenggam hidupnya. Menentukan alur kisahnya dari hari ke hari. "Kalau kamu menyatakan aku milikmu, kenapa kamu membiarkan pria lain menyentuhku??!" Teriaknya lagi. "Aku sudah menyingkirkan pria itu." Ujarnya dengan wajah serius, pria itu telah berhenti berpacu lalu menyalakan televisi di dalam kamar pasien tersebut. Benar apa yang dikatakan Leonardo, Daniel masuk ke dalam berita utama. Pria pengusaha sukses itu mengalami kecelakaan maut! Mobilnya jatuh menerjang pembatas jalan terjun ke laut. Alisha merasakan tubuhnya lemas seketika. Dan kejadian itu masuk ke dalam naskahnya part berikutnya. Benar-benar berada di luar kendalinya. Awalnya dia ingin mengajak Daniel untuk merubah situasi tersebut, tapi sepertinya niatnya itu telah diketahui oleh Leonardo. "Darah yang mengguyur tubuhmu adalah darahnya? Bagaimana rasanya? Apakah nikmat mandi dengan darah seseorang yang sangat kamu benci? Alisha?" Ujarnya seraya menarik helaian rambut lurus gadis itu lalu menciumi lehernya. Alisha mematung dengan sejuta tanya, dia merasa tidak bisa lepas dari banyak kejadian yang menimpa hidupnya sekarang. "Kenapa kamu membawaku ke dalam kisahmu? Aku tahu kamu adalah pria yang meninggalkan banyak darah di dalam apartemen itu! Kamu adalah penulis misterius yang terlibat dengan pembunuhan itu! Kamu bukan korban, tapi kamu sendirilah pelakunya! Kamu sendiri!" Teriaknya seraya mendorong d**a Leonardo hingga jatuh ke belakang. Leonardo tersenyum sadis, pria itu mengambil baju piyamanya kemudian memakainya. Wajah tampannya itu menjadi tanda tanya bagi Alisha. Dan melihat senyuman puasnya Alisha tahu tebakannya tidak salah lagi. Pria itu benar-benar adalah penulis yang menghilang! Dia benar-benar pria menakutkan yang harus dia jauhi. Alisha segera memakai pakaiannya kembali. "Kamu mau kemana?" Leonardo memeluk pinggangnya dari belakang, membawa sebilah pisau di genggaman tangan kanannya. Mengoleskan mata pisaunya pada pipi Alisha. "Kamu ingin membunuhku? Lakukanlah, hingga novel itu terhenti! Karena sang penulis Alisha telah mati!" Ujar Alisha tanpa rasa takut. Dia yakin karena novel tersebut terbit atas dasar nama pena miliknya. Maka hanya dengan kematiannya! Akan menghentikan semuanya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD