"Tidak!! Jangan telanjangi anakku!! Kumohon!!" teriak Baskoro, memajukan kursi rodanya dan langsung didorong oleh Mirna, wanita itu sengaja menyebabkan Baskoro jatuh menghantam kaki meja yang kebetulan terbuat dari besi. Mirna ingin Baskoro mati.
"AYAH!!" teriak Santos dan Bunga secara bersamaan, tapi yang namanya manusia bersalah, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, warga menghakiminya, jangankan menolong! Kasihan pun tidak ada dalam diri warga. Bunga ditelanjangi sementara Santos ketakutan melihat semua warga menyakiti kakaknya.
"Ayah ... Kakak ... hiks ... " tangis Santos membuat orang pilu jika menyaksikannya.
Aira diam saja melihat Bunga dianiaya dan Baskoro jatuh dari kursi roda, senyum licik nampak di bibir mungilnya.
"Hu ... jangan sakiti, Bungaku ... bunuh saja, Aku!! Dia putriku satu-satunya!! Huuu! Bungakuuu," tangis Baskoro pecah karna tak berdaya melihat putrinya dianiaya warga, pakaian Bunga terkoyak habis dan berhamburan entah kemana!! Baskoro tidak sampai hati melihat putrinya dipermalukan di depan semua orang! Baskoro berusaha bangun dengan cara merangkak tapi ditendang oleh Mirna, warga tidak ada yang melihatnya mungkin terlalu fokus mencopoti pakaian pengantin Bunga.
"Aku sungguh tidak bersalah, percayalah ... " rintih Bunga, seolah dunia mentertawakan dirinya.
"Nak ... kaburlah! Nak ... jangan mau dipermalukan mereka! Nak ... " Baskoro lagi-lagi hanya bisa menangis melihat putrinya teraniaya, pupus sudah janjinya pada istrinya untuk melindungi anak-anaknya, Baskoro tak berdaya dengan kaki cacat menghambat jalannya. Bunga hanya bisa tersenyum pilu menatap ayah yang tak berdaya menolongnya, jangankan menolong! Jalan saja tidak bisa, Bunga sengaja tersenyum karna tidak mau kelihatan sedih hingga ayahnya semakin menangis dan beban di hatinya semakin bertambah.
"Ayah, Bunga baik-baik saja," senyum Bunga menyimpan sejuta kesakitan di dalam hatinya.
Setelah telanjang sepenuhnya! Bunga mendekati ayahnya dengan langkah tertatih-tatih dan juga masih ditendangi oleh warga. Bunga jatuh tersungkur membentur bebatuan tajam dan menyebabkan hidungnya berdarah. "Aah ... " rintihnya merasakan pening di kepala.
"Gadis sampah!! Pergi saja kau ke neraka!!" hina beberapa perempuan di antara mereka, jijik menatap Bunga.
"Aaaaakkhh!!" teriak Bunga lagi, tatkala kepalanya terluka karna dihantam kursi oleh Mirna, wanita itu puas melihat Bunga terluka hingga kepalanya berdarah.
"Gadis hina sepertimu pantas tiada!! Mampuslah!!" tambah Mirna lagi ingin menghantam punggung Bunga dengan kursi tapi berhenti tatkala Baskoro berteriak sangat keras.
"MIRNAAAAAA!! JANGAAANN!! KAU JUGA PUNYA ANAK PEREMPUAN!!" Baskoro melotot dan berteriak sekencang-kencangnya melihat putrinya mau dihantam kursi oleh Mirna. Tapi yang namanya sudah buta karna uang, Mirna tetap menghantam punggung Bunga dengan kursi berharap Bunga terluka. "BUNGAAAAA!!" Saking kesalnya tidak bisa menolong Bunga, Baskoro meninggal di tempat! Tentunya setelah meneriakkan nama anak pertamanya dengan kencang. Bunga ....
Bunga yang tahu ayahnya meninggal di tempat, menangis sejadi-jadinya mendekati sang Ayah. "AYAAAAH!! Hiks ... Ayah ... " isaknya dengan air mata membanjiri pipinya, Santos yang melihatnya berlari menguncang-guncangkan bahu ayahnya tapi ayahnya tidak bernyawa! Santos dan Bunga menangis sejadi-jadinya.
"Kalian semua sungguh jahat!! Aku tidak bersalah!!" amarah Bunga sama sekali tidak ada artinya buat warga. Mereka sudah membatu terkena fitnahan Mirna.
"Ayah ... hiks! Bangunlah!" Santos yang masih sangat muda usianya trauma mentalnya, dia menangis sejadi-jadinya bahkan setelahnya bisu!! Tidak mampu mengucapkan apapun lagi. Bunga yang melihat nasib adiknya dan ayahnya, hanya mampu diam saja seperti orang gila.
Meski tanpa pakaian dan jadi tontonan semua orang! Bunga berusaha menaikkan mayat ayahnya ke kursi roda dan membawanya pergi jauh dari tempat akad, tentu saja dengan keadaan yang telanjang bulat tanpa pakaian, tidak jalan di depan warga, tak jarang warga itu meludahinya bahkan dengan senonoh tamu pria mencubit pantatnya. Bunga ibarat sampah wanita yang sama sekali tidak berharga. Bahkan Juan dan Aira yang dia anggap orang paling berharga tidak membantunya atau setidaknya mendekat untuk menutupi auratnya.
Setelah sampai di rumah, Bunga segera mengenakan pakaian dan meminta tukang gali kubur di desanya untuk segera mengurus jenazah ayahnya, warga yang terlanjur sakit hati pada Bunga, jangankan membantu proses pemakaman, melayat pun tidak ada satupun yang datang. Hati Bunga hancur bagai tersayat-sayat ribuan pisau yang tidak terlihat.
"Ayah ... maafkan, Putrimu! Aku tidak pantas jadi anakmu! Gara-gara aku kau meninggal! AYAAAAHH!! HIKS!! AYAAAAAHH!!" Bunga berteriak dan menangis sejadi-jadinya. "Apa yang akan terjadi pada kami berdua jika ayah tidak ada?! Apakah kami berdua akan jadi yatim-piatu?! AYAAAAHH!! Bangunlah!!" Bunga benar-benar terguncang jiwanya. Jika waktu bisa diputar kembali! Dia ingin hidup tenang bersama ayahnya dan tidak menikah dengan Juan. Pria yang sudah merenggut kesuciannya dan yang terparah membunuh mentalnya telah tega mengkhianati kasih sayangnya. Karna Juan, Bunga menjadi gila sementara Santos tidak bisa berbicara dan ayah Bunga?! Pergi untuk selama-lamanya!! Bunga menyesali satu hari dalam hidupnya, yaitu!! Hari ini!! Hari pernikahannya dengan Juan.
Sementara di tempat lain ....
"Aira, tenanglah! Bunga, Ayah dan adiknya pantas mendapatkan itu semua! Mereka telah tega menyakiti keluarga kita, pertama orangtuamu! Sekarang suamiku!! Dasar tidak tahu malu!!" seru Mirna, berusaha menenangkan Aira yang kini masih menangis memikirkan Bunga dan Ayahnya. Mirna memeluk Aira untuk waktu yang lama.
"Lalu bagaimana dengan pernikahanku, Bu Mirna?! Keluargaku sebentar lagi akan tiba!! Sangat memalukan jika pernikahanku dibatalkan dan tahu bawah Bunga adalah wanita sampah!" Juan pura-pura kecewa dengan Bunga.
"Kau benar! Orangtuamu pasti sangat malu jika tahu menantunya tidak berharga seperti Bunga! Bagaimana kalau kau nikahi Aira saja! Kalian berdua sama-sama korban!! Ayah Bunga merebut orangtuanya Aira sementara Kau dibohongi oleh Bunga, dari pada pesta ini berjalan sia-sia, tidak ada salahnya jika kalian berdua melangsungkan pernikahan, bukan?! Iya kan, Ibu-ibu?!" teriak Mirna membuat para wanita yang hadir di sana menganggukkan kepalanya.
"Ya!! Aira lebih berharga dibanding Bunga!! Juga lebih cantik!!" mereka semua masih saja menjelekkan Bunga, tidak ada yang membela satu pun.
"Bagaimana, Aira?! Apa kau bersedia?!" Mirna pura-pura peduli pada Aira.
Juan penuh arti menatap Aira demikian pula dengan Aira, dia penuh arti menatap Juan.
"Baiklah, karna kalian semua memaksa, Aku akan menikah dengan Kak Juan. Meski ... Kakakku tidak bisa bersama denganku lagi, dia pasti akan membenciku dan menganggapku telah merebut calon suaminya, padahal ... " Aira menangis sesenggukan di depan warga.
"Peduli apa?! Biarkan saja Bunga terluka!! Dia pantas mendapatkannya!! Dasar tidak tahu malu!! Kalau bisa usir saja dia dari desa ini!! Bikin malu saja!!" Mirna berapi-api menjelekkan Bunga.
"Ibu Mirna benar!! Usir Bunga agar tidak jadi bangkai dalam kehidupan kita."
"Ya!! Dasar Bunga bangkai!!"
Mendengar warga membenci Bunga, Aira sangat bahagia, dia menikah dengan Juan dan didandani oleh warga dengan sangat cantik, tak berapa lama kemudian ... keluarga Juan datang memberi restu pada mereka berdua. Sementara Bunga?! Masih saja terluka hatinya menangisi nasib yang hanya dalam sekejap saja sudah berubah, bukannya baik malah buruk. Terlebih ... ayahnya tiada dan adiknya Santos tak bisa berbicara karna trauma. Bunga sengaja mematikan lampu rumahnya dan menangis kesal memeluk adiknya, sangat kuat, Santos lebih banyak diam membalas pelukan sangat kakak, hatinya turut hancur sama seperti Bunga. Bunga yang terluka karna orang yang sudah menyakiti hatinya! Jika punya kekuatan! Santos ingin balas dendam, pada para warga dan tentu saja ... juga pada Juan yang saat ini jadi suami Aira.
TBC.