#PART 5 >DENDAM PERTAMA (21+)<

2029 Words
Mendengar Juan dan Aira memadu cinta, Bunga sakit telinganya, hatinya juga merasa sesak, bukan cemburu yang dia rasa! Tapi amarah karna sudah jadi korban mereka, ayahnya tiada dan mustahil bisa kembali ke dunia nyata. Meski tidak tertidur lelap, Bunga menyelimuti Santos berharap anak itu tidak mendengar adegan ranjang Aira dan Juan. Santos yang memang sejatinya malu dan jijik, pura-pura tidur membelakangi kakaknya. Bunga bangun dan mendekat ke kamar Aira, kamar yang sengaja tidak ditutup apalagi dikunci, Aira dan Juan seolah sengaja ingin menunjukkan betapa eratnya hubungan mereka berdua pada Bunga agar semakin terluka. Aira sengaja melakukannya, dia ingin Bunga paham bahwa dialah yang menang, bukan kakaknya, Bunga Lilyana. "Ssshh ... semakin cepat, Juan. Aku sudah tidak sabar," erangnya sambil matanya melirik Bunga, Aira tahu bahwa kakaknya menguping di samping pintu kamar. "Kau memang yang terbaik, Aira. Tak hanya wajahmu, tubuhmu juga menarik! Aku ingin memasukimu berkali-kali lipat, Aira! Ah ... " Juan terus memompa Aira berharap wanita itu hamil anaknya. "Jangan nakal, Sayang. Kau seharusnya melakukan ini dengan kakak." "Kakakmu yang hina dina itu?! Tidak sudi lagi! Siapa suruh dia jahat padamu! Menyakitimu dan merebut rumahmu, andai bukan karna melihatmu! Aku suruh Bu Mirna menghabisi nyawanya, Aira!" geram Juan, benci mengingat perbuatan Bunga, Aira selalu bilang Bunga menjahatinya. "Tenang, Sayang. Sebenarnya bukan dia yang merebut rumahku, tapi ayahnya yang cacat itu, biarkan saja! Yang pasti! Kau sudah jadi milikku. Aku mencintaimu! Uh ... masalah dia dihajar warga dan ditelanjangi di depan semua orang! Manusia manapun tidak ada yang percaya bahwa itu adalah ulah kita. Kita meminta Bu Mirna memfitnahnya dengan cara meminta suaminya pura-pura selingkuh dengan Bunga. Dan bodohnya! Bu Mirna dan Pak kepala desa mengikuti kemauan kita, kalau ada apa-apa! Biar mereka sekeluarga yang jadi kambing hitamnya, sementara kita!! Lanjut menyiksa Bunga sampai tiada, ayah dan ibunya butuh teman di neraka," Aira dengan besar kepala sengaja menyakiti hati Bunga, dia memastikan wanita seperti Bunga tidak bisa apa-apa, dari dulu hidupnya selalu tenang bak air lautan. "Kalau, Santos?!" Juan melumat ujung benda kembar milik Aira. "Ah ... geli, Sayang ... " Aira menggigit bibir bawahnya menikmati perlakuan Juan. "Bagaimana kalau kita jual saja?! Toh semua keluarganya akan meninggal karna ulah kita." "Kau sangat kejam, Sayang. Harus diberikan pelajaran! Uh!!" Juan menekan Aira semakin dalam. "Juan ... ah ... Aku suka hukumanmu, Sayang. Dulu ibu Kak Bunga sakit dan akulah yang meminumkan racun ke mulutnya, berhubung saat itu aku masih kecil, warga tidak ada yang percaya, mereka semua mengira ibunya Kak Bunga meninggal karna penyakit, padahal fakta yang sebenarnya adalah ... karena aku memasukkan racun ke dalam mulutnya! Aku hebat, bukan?!" Aira sengaja menyiksa Bunga agar batinnya tidak tenang. Wanita itu harus diberitahu, semua yang menjauh darinya, itu karna perbuatannya, toh Bunga tak akan mampu membalas perbuatannya, ada Juan si pria kaya di sisinya, mencintainya dan bersedia melakukan apa saja demi Aira, termasuk ... menyakiti Bunga sekalipun. "Kenapa kau lakukan itu, Aira?! Bunga kakakmu!" Juan sedikit bingung tapi hatinya menolak untuk percaya pada Bunga. "Dia memang kakakku! Tapi orangtuanya, telah membunuh kedua orangtuaku," Aira menggebu-gebu. Juan sampai kualahan menggarap istrinya. "Bukankah kedua orangtuamu meninggal karna kecelakaan?!" "Aku tidak peduli! Jika kubilang kedua orangtuanya Bunga yang membuat kedua orangtuaku m4ti!! Maka itu yang terjadi." "Si4l!! Jadi Aira yang membuat Ibuku mati dan ayahku pergi?! Lihat saja!! Aku akan menghabisinya," batin Bunga, kembali ke kamarnya dan berniat balas dendam pada mereka berdua. Santos gelisah memeluk kakaknya, sejak tadi malam, tidurnya tidak tenang, tahu bahwa adiknya tidak baik-baik saja, Bunga Lilyana bangun dan menanyakan keadaannya. "Kau baik-baik saja, Sayang?" tanyanya pelan. "Em ... " Santos menggelengkan kepalanya, hati Bunga pedih melihat adiknya tidak bisa berbicara gara-gara dirinya. "Kenapa?" Bunga semakin penasaran. Santos mengambil kertas dan bulpen tapi bingung mau berkata apa?! Semoga tulisannya yang buruk dimengerti oleh kakaknya. "Santos takut jika Kak Aira dan Kak Juan akan menyakiti, Kakak. Santos tidak mau kakak tiada," tulis Santos dalam secarik kertas dan dia tunjukkan pada Bunga. Tak butuh waktu lama, Bunga Lilyana memahami perasaan adiknya. "Jangan takut, Dek. Justru Kakak yang akan balas dendam pada mereka, jika kakak tiada, percayalah! Kakak akan hidup kembali dan memberi mereka pelajaran!" yakin Bunga, pada adiknya, membuat hati adiknya menjadi sedikit lebih tenang, dia mulai tertidur lelap. Setelah adiknya tertidur lelap, Bunga mulai berpikir. "Benar kata Adek. Kalau aku diam saja, bagaimana aku bisa membuktikan tidak bersalah pada warga?! Mereka harus tahu bahwa orang yang salah di sini bukan aku, tapi orang-orang jahat itu," batin Bunga, mengamati Santos dan kemudian keluar dari kamar. Dia mondar-mandir di ruang tamu, kebetulan dua sejoli yang tadi bercinta itu sudah tidur, melihat jam yang semakin hampir pagi, Bunga melihat-lihat sosial media, berharap menemukan cara, ada satu akun yang membuatnya tertarik, Bunga menghubungi dia melalui chat pribadi dan setelahnya hanya Tuhan yang tahu apa yang akan dilakukan Bunga. Sementara pria di ujung sana yang belum terpejam matanya, membaca chat Bunga, dia terkejut bukan main, akalnya menolak untuk percaya tapi perasaannya percaya. Dia sampai heran kenapa ada orang sejahat itu di dunia yang sudah modern seperti ini, dia cermati curhatan hati Bunga Lilyana, apa yang dialaminya, dan sebuah rekaman yang menjijikkan, yang membuatnya heran, salah satu dia suara itu dia kenal, hanya saja ... si pria berusaha untuk tidak percaya, adik angkatnya tidak mungkin melakukan kejahatan. Yang dimaksud gadis itu pasti pria lain, toh hanya bukti rekaman dan masalah yang sebenarnya saja yang gadis itu curahkan, bukan rupa seseorang. Tapi, ya! Nasib gadis itu membuat sang pria tidak terima dan pasti akan dia bongkar, meski ... tidak semua sekaligus, dia harus waspada jangan sampai gadis pemilik nama yang kebetulan sama dengan nama istri pertamanya itu menipunya, Bunga ... Bunga Lilyana, sementara istrinya, adalah Bunga Anindya. Merasa direspon, Bunga melanjutkan curhatannya, tanpa membalas sang pria hanya patuh membaca chat Bunga, Bunga Lilyana cerita beserta akibat yang akan dia terima jika sampai terungkap kebenarannya, Bunga juga meminta tolong sang pria untuk menyelamatkan adiknya jika sesuatu yang buruk menimpa dirinya. Bunga menjelaskan semuanya, entah kenapa hati sang pria merasa tersentuh dan berjanji akan menyelamatkan adik Bunga jika gadis itu kenapa-kenapa. Itu sumpah dalam hatinya. Sementara di tempat lain .... Aira dan Juan berciuman di meja makan, apapun mereka lakukan agar Bunga melihat dan tidak besar kepala, entah apa maksudnya yang pasti mereka mengira Bunga hanyalah sampah yang tidak berguna apalagi bisa melawan. Terlebih Aira, dia ingin kakaknya mati. "Masakanmu sungguh enak, Aira. Aku suka! Untung tidak menikahi Bunga, kalau menikahinya, aku pasti akan menyesal tujuh turunan." Juan yang tidak memiliki perasaan, masih saja membenci Bunga. Pria lakn4t!! "Jangan seperti itu, Sayang. Bagaimanapun juga ... dia kakakku, kau harus menghormati iparmu," ejek Aira, tahu Bunga mendengar pembicaraan mereka berdua. "Hormat apanya?! Wanita yang suka dicelup sana-sini bukanlah wanita terhormat, dia pasti sudah kegatelan sejak kecil!" ucapan pedas Juan menusuk telinga Bunga. "Kapan kalian akan ke kota?! Bukankah setelah menikah bilang akan ke kota?!" tajam Bunga, tidak mau terpengaruh pada sikap hina mereka. "Itu karena aku menipumu, Bunga Lilyana. Mau kembali ke kota atau tidak?! Itu bukanlah urusanmu!" seru Juan, menatap rendah ke arah Bunga. "Baguslah! Aku akan melaporkan masalah di pesta pernikahan kita ke kantor polisi, jika ingin tahu hasilnya! Tetaplah di sini! Polisi pasti akan menyelidiki! Siapa yang menghabisi ayahku?! Mencemarkan nama baikku, dan yang sudah membuatku disiksa tanpa ampun! Setelah tahu, jangankan dipenjara! Akan kusebar keburukannya ke seluruh sosial media, selain hukuman mati, mungkin hanya ada hukuman penjara seumur hidup untuknya! Pembunuhan berencana, mencemarkan nama baik, dan yang menyebarkan rumor tidak benar merupakan melakukan tindakan kriminal secara double, bukan?! Beberapa pasal sudah dilanggar dan belum lagi hukuman dari masyarakat! Huft ... kuharap orang itu selamat," ucapan Bunga yang sebenarnya hanya angin lalu, dianggap serius oleh Aira, tubuhnya gemetar, dia pecahkan gelas di tangan secara tidak sengaja, pecahan kacanya berserakan kemana-mana bahkan sampai mengenai kakinya. "Kau?! K-kau! Akan lapor polisi?!" gagap Aira, pucat menatap Bunga. "Kenapa tidak?! Kesalahpahaman harus diluruskan, Aira. Dan yang menyebabkan ayahku tiada! Harus binasa! Dalang dari semua masalah harus diberi pelajaran! Meski hukuman mati sekalipun! Aku ingin dia mendapatkan ganjarannya. Benar kan, Aira?!" Bunga dengan angkuh menatap Aira membuat gadis itu tidak sabar ingin mengatai Bunga. "Sayangnya domba tidak pernah menang melawan singa, Kak," Aira berusaha tenang dan dingin menatap Bunga. "Kau lupa jika semut bisa mengalahkan gajah, Aira. Dalam hidup ini, apa yang tidak mungkin?! Sembunyi terus-menerus?! Sayangnya bangkai akan semakin menyengat jika semakin disembunyikan, di bagian tersembunyi sekalipun," tajam Bunga, tak kalah kejam. "Jangan besar kepala, Bunga! Jika terbang terlalu tinggi! Takutnya sayapmu akan patah. Keluargaku ..." "Sebesar apapun keluarga penjahat! Akan tetap malu punya hubungan darah dengan si penjahat itu sendiri bukan?! Tuan Juan!! Kalau tidak diusir, mereka pasti akan meninggalkan si penjahat dan bersikap seolah-olah tidak kenal," sahut Bunga, mengambil makanan di meja makan dan memakannya dengan lahap, tak mungkin ada racun, bagaimanapun juga, itu masakan Aira buat suaminya, Juan Handoko. Karna tidak nyaman tidur, Santos tetap saja bangun dan langsung pergi menemui Bunga. "K ... k ... " "Hei, selamat pagi, Sayang. Ada makanan enak. Sini! Kakak suapin! Setelah makan mandi yang bersih dan ikut kakak ke kantor polisi, ya!" seru Bunga, membuat Aira melirik Juan meminta bantuannya, ingin Bunga membatalkan niatnya. "Oh ya, Dek. Kakak juga sudah menceritakan semua masalah dan kehidupan kakak ke beberapa akun gosip, semua pada membela kakak karna merasa kasihan telah dikhianati dan dimanfaatkan wanita dari istri kekasih kakak saat ini, tentunya dengan cara yang tidak benar. Kakak juga bilang sudah difitnah bahkan sampai ayah tiada. Mengejutkan!! Apa kau tahu apa kata mereka, Dek?! Mereka bilang wanita yang saat ini jadi istri kekasih kakak adalah serigala berbulu domba, sengaja mempermalukan kakak demi bisa merebut kekasih, Kakak. Setelahnya wanita murah4n tersebut minta dinikahi oleh kekasihnya, Kakak. Tapi biarlah ... toh kakak masih hidup, bisa klarifikasi kapan saja! Kalau kakak tiada! Maka bukti yang sudah kakak serahkan pada mereka akan mereka tampilkan dan sebar ke seluruh sosial media, meski kaya sekalipun kalau jahat ya mana ada orang yang suka?! Yang ada dia akan bangkrut dan keluarganya, tentu saja tidak sudi tinggal dengannya, bukan?! Di penjara sekalipun juga pasti akan dihajar para napi di sana, jika masalah ini serius! Napi kebanyakan tidak tinggal diam dan turut menghajar, itulah sebabnya kenapa napi yang baru masuk kebanyakan meninggal dan bunuh diri," Bunga sengaja mencekam suasana dengan ucapannya, jika Juan Handoko pintar, tidak dengan Aira, dia gampang kepikiran dan hidupnya jadi tidak tenang, itu yang Bunga inginkan, jika dia dan adiknya selalu dalam ketakutan, maka Aira harus bernasib sama seperti dia! Semua masalah pusat utamanya adalah Aira. "Kau akan mencemarkan nama baik kita berdua?!" berapi-api Aira menatap Bunga, penuh kebencian. "Tidak takut jika adikmu yang bisu itu akan mati karenaku?!" "Tidak! Santos dilindungi oleh beberapa orang! Kalau dia kenapa-kenapa, maka semua orang bisa menebak bahwa kaulah pelakunya, dan tentu saja! Dengan suami pengecutmu itu! Lindungi dia di bawah selangkang4nmu! Kalau tidak begitu! Bagaimana bisa meminta seseorang untuk mempermalukanku?! Astaga! Sekali lakn4t tetaplah lakn4t!" Bunga pasrah pada kehidupannya tapi jika terus mengalah pada mereka berdua, nyawanya dan nyawa adiknya taruhannya, Aira dan Juan Handoko sangat jahat, bisa memakai tangan orang lain untuk menghabisinya dan juga menghabisi nyawa adiknya, cukup ayah dan ibunya saja yang sudah jadi korbannya, jangan dia dan adiknya lagi. "Kau sungguh berani, Kak Bunga!!" Aira mendekat dan menjambak rambut Bunga tapi tangannya juga dicengkeram kuat oleh Bunga. "Cek ponselmu sekarang!" perintah Bunga, tajam, penuh penekanan, dan tanpa rasa ketakutan. Dengan marah Aira melepaskan Bunga dan langsung mengecek ponselnya. Dia otak atik isinya tapi tak ada apa-apa di sana. "Instragram," Bunga tersenyum senang. Tak hanya Aira, Juan juga memeriksa ponselnya, setelah dilihat dan discroll ke bawah, mata mereka berdua membulat dengan sempurna, sangat kaget. "Ini!!" Aira nyalang menatap Bunga. "Iya! Itu, Aira! Hadiah di hari pertama pernikahan kalian sebagai suami istri, semoga bahagia ... " Bunga lanjut menyuapi adiknya dan setelah selesai, Bunga mengajak Santos ke kamar mandi tanpa memperdulikan Aira dan Juan yang saat ini tengah panik. "Bagaimana ini, Juan?!" "Tenang, Aira. Semua akan baik-baik saja, lupakan dia dan fokus jalani rencana selanjutnya," Juan memeluk Aira tapi benar perkataan Bunga, Aira kepikiran. "Brengsekkk! Aku akan menghabisimu, Kak Bunga. Lihat saja! Pertarungan kita belum selesai," Aira menatap Bunga yang saat ini tengah menanti adiknya di kamar mandi. Bunga yang sadar ditatap Aira, balik menatapnya tanpa rasa takut sedikitpun. TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD