Bab 4: 6 Bulan

1014 Words
Jeanne melangkah masuk ke dalam ruangannya diikuti oleh Fabian yang menjabat sebagai sekretarisnya. Jeanne sendiri hanya memberikan intruksi singkat tentang apa yang harus dilakukan oleh Fabian dan Bianca. Setelah itu, ia kembali fokus pada pekerjaannya dan tidak peduli dengan hal-hal lain. Usia kandungan Jeanne sudah 6 bulan dan waktu berlalu dengan begitu cepat tanpa terasa. Tidak ada yang menyadari keanehan pada perut Jeanne yang sedikit membuncit. Tidak ada yang berani bertanya karena takut menyinggungnya. Namun, orang yang sudah berpengalaman dan pernah hamil pasti sudah menebak sendiri di dalam hati mereka. Jeanne bekerja seperti biasa. Menghasilkan uang setiap bulan, mengecek kondisinya sendiri ke rumah sakit, dan minum s**u hamil jika dibutuhkan. Hal ini dilakukan Jeanne agar bayi dalam kandungannya sehat. Jeanne tidak pernah berpikir untuk menggugurkan kandungannya. Anggap saja bayi ini adalah hadiah dari Tuhan untuk menemaninya di masa tua. Akhir-akhir ini, wanita itu juga banyak makan dan selalu memesan berbagai jenis menu makanan setiap harinya yang langsung dibawa ke kantor. Jadi, ketika berat badannya bertambah Fabian atau Bianca tidak curiga jika ia sedang hamil. Sampai kehamilan Jeanne memasuki usia ke-6 barulah Fabian dan Bianca tahu jika wanita yang menjadi atasan mereka hamil. "Bu Jeanne sepertinya sedang hamil," bisik Bianca pada kembarannya. Gadis itu sudah memperhatikan perubahan pada atasannya selama beberapa minggu terakhir. "Sepertinya memang begitu. Aku juga mendengar dari beberapa karyawan kalau Bu Jeanne sedang hamil." Fabian membalas sambil berbisik. "Tapi, apa pun itu, aku berharap yang terbaik untuk Bu Jeanne." Tak lama sosok yang mereka bicarakan keluar dari ruangannya. "Saya mau keluar sebentar ada urusan. Kalau ada yang tanya saya, suruh mereka datang sore nanti." Jeanne menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian pergi setelah mendapat anggukan dari kedua sekretarisnya. Wanita itu berniat untuk pergi ke restoran karena tiba-tiba ia ingin menikmati makan siang berupa ayam penyet dan jus mangga asam secara bersamaan. Jeanne kemudian melajukan kendaraannya membelah jalanan kota menuju restoran yang ia ketahui menjual menu hidangan yang ia inginkan. Sesampainya di restoran, ia langsung memesan apa yang ia inginkan. Pelayan memintanya menunggu sebentar karena mangga asam akan segera mereka cari. Sabar menunggu adalah keputusan yang diambil Jeanne. Wanita itu mengeluarkan gawai dari tasnya dan mulai memainkan permainan yang sudah ia download. Dua puluh menit kemudian hidangan tersaji dengan jus mangga yang sudah diolah dalam gelas tinggi. Jeanne mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum menyantapnya dengan lahap tanpa nasi tentunya. Selama mengandung, Jeanne tidak menyentuh nasi sama sekali. Usai makan, Jeanne membayar di kasir dan seseorang berdiri di belakangnya untuk mengantri. Seorang pria bertubuh tinggi berdiri tepat di belakang Jeanne tanpa disadari olehnya. Sebelumnya, pria itu hanya melirik singkat pada bagian belakang tubuh sang perempuan kemudian beralih pada pinggul perempuan yang sedikit melebar. Sekilas, pria itu tahu jika perempuan yang berdiri di hadapannya sedang hamil. Dress biru selutut yang menjadi kostumnya membuat perut buncit perempuan itu terlihat jelas. Tak lama perempuan itu maju dan membayar semua tagihan yang ia makan barusan. Baru setelah perempuan itu berbalik, pria yang sejak tadi memperhatikannya terkejut saat menatap wajah perempuan hamil tersebut. "K--" Pria itu akan mengeluarkan suaranya saat perempuan itu pergi melewatinya begitu saja. Niatnya untuk menghampiri sang perempuan, harus tertahan karena kasir memintanya untuk segera maju selangkah agar tidak menghambat antrian. "Dia 'kan perempuan itu," bisik pria itu pada dirinya. Tak ingin kehilangan jejak perempuan yang nyaris ia lupakan keberadaannya, pria itu segera membayar dan tanpa mengambil kembaliannya dia segera melangkah keluar mencari sosok wanita yang ia kenali. "Sial. Dia menghilang. Aku harus lapor Bos sekarang." Pria itu segera bergegas naik ke dalam mobilnya dan memacu kendaraan roda empatnya menuju sebuah rumah besar bak istana yang merupakan tempat tinggal bosnya. Setelah tiba, pria itu segera melangkah menaiki undakan tangga menuju lantai dua yang langsung terhubung ke pintu utama. "Ricky, kamu kenapa sepertinya terburu-buru?" tegur seorang pria berpakaian hitam. Dia adalah Andre merupakan teman Ricky yang juga merupakan tangan kanan dari Keanu. Yah, Ricky sendiri adalah anak buah Keanu yang ditugaskan bersama Andre untuk mengawasi wanita yang ditiduri oleh bos mereka. "Aku bertemu dengan perempuan itu, tadi. Kondisinya membuat aku terkejut dan harus segera melapor pada bos." "Kondisi apa yang kamu maksud?" Andre mengerut keningnya menatap rekan kerjanya dengan penasaran. "Kamu ikut aku saja. Biar kamu dengar sendiri penjelasanku." Segera Ricky membawa Andre masuk ke dalam mencari keberadaan Keanu yang mungkin saat ini sedang berada di ruang kerjanya. Meski statusnya adalah seorang aktor, Keanu sendiri memiliki beberapa usaha yang ditangani oleh anak buahnya langsung. Pria itu jarang datang ke kantor dan hanya mengawasi dari rumah saja. Setelah mengetuk pintu dan dipersilakan masuk, Ricky kemudian menjelaskan apa yang ia temui saat dia berada di restoran tadi. "Bos, perempuan yang Bos minta untuk kami selidiki itu ternyata sedang hamil. Tadi saya sempat melihat dia dalam keadaan perut buncit." Keanu yang mendengarkannya segera mendongak dan menatap Ricky dengan tatapan tak terbaca. "Kamu yakin tidak salah orang atau salah nilai?" "Yakin, Bos. Kalau Bos tidak percaya, kita bisa selidiki ulang. Saya jamin dia sedang hamil." "Segera selidiki. Aku mau tahu tentang perempuan itu. Apa benar dia hamil atau tidak, aku ingin segera tahu." "Baik, Bos. Kalau begitu, kami permisi dulu," pamit Ricky. Pria itu kemudian membawa temannya keluar meninggalkan Keanu yang terdiam ditempat dengan tatapan tak terbaca. Sekali lagi tangan Keanu menarik laci di mana masih tersimpan foto-foto Jeane yang belum ia buang. Jeane memang wanita cantik. Memiliki kulit putih yang tidak membosankan mata. Rambut hitam dengan bagian bawah yang tidak lurus selalu diikat satu atau dibentuk sanggul. Pakaiannya pun tergolong seksi. Keanu mengetahui jika Jeane merupakan CEO di sebuah perusahaan ternama yang pemiliknya merupakan kakak angkat dari wanita itu. "Kalau benar kamu hamil dan tidak mencari keberadaanku, maka jangan salahkan aku karena aku akan mengobrak-abrik kehidupanmu, Jeane." Jika benar apa yang dikatakan oleh Ricky tentang kehamilan wanita itu, maka kemungkinan usianya sudah 5 atau 6 bulan. Selama 5 atau 6 bulan wanita itu bahkan tidak mencari keberadaannya. Informasi tentangnya yang pernah tinggal di kamar hotel tempat mereka melakukan sesuatu, sengaja tidak dihapus oleh Keanu berharap agar wanita itu mencarinya. Sayangnya, sampai kandungannya sudah besar, wanita itu tidak juga mencarinya, entah mengapa membuat harga diri Keanu sebagai laki-laki tergores.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD