“Bagaimana keadaan keluargamu?” tanya Anjas dengan sangat hati-hati. “Baik,” balas Maureen, menoleh singkat ke arah lelaki itu dan kembali fokus pada semangkuk mie di depannya. “Mengenang kematian ayah, setiap tahunnya. Acara tradisi yang sangat menguras kantong,” Maureen terkekeh. “Tradisi kampung ya, aku tidak tahu ada acara seperti itu, walaupun aku juga sudah kehilangan ayah.” “Benarkah?!” Maureen terkejut dengan pengakuan Anjas. “Aku tidak tahu kamu pun tidak memiliki ayah, sebab dulu,,” Maureen berusaha kembali mengingat, “Dulu, pernah ada seorang lelaki yang mencarimu dan mengatakan dia adalah ayahmu.” tuturnya. Anjas tersenyum samar, mungkin yang dimaksud Maureen adalah Hadi, ayah tirinya. “Dia bukan ayahku,” jawabnya dengan senyum samar. “Tapi dia suami ibuku.” Maureen