"Apa yang kamu katakan, Dev? Apa maksudmu?" tanya Bagus dengan dahi yang berkerut dalam menatap anaknya. Ricky pun begitu, dia tak menyangka jika Devan datang dengan kemarahan. Melihat akan ada masalah internal yang terjadi dalam keluarga kliennya, Ricky pun akhirnya berpamitan. Dia tidak ingin mencampuri urusan jika di ranah pribadi. "Maaf, saya masih ada urusan, Pak. Saya pergi dulu untuk memeriksa TKP," pamit Ricky pada Bagus. Bagus tampak tersenyum, dia mengangguk menyambut kepergian pak Ricky. Setelah itu, dia kembali menatap Devan dengan lekat, menunggu anaknya itu memberi jawaban setelah lama terdiam. Tapi nyatanya, Devan tak berkata apa-apa selama beberapa saat. Matanya hanya memandangi ayahnya dengan tajam, seolah tak mampu mengeluarkan semua amarah pada lelaki paruh baya