Drama di Bandara

1505 Words

Pagi ini aku dan Nina sudah tiba lebih dulu di bandara. Kami duduk di area lounge keberangkatan domestik, menunggu Mahendra dan Bima yang katanya masih dalam perjalanan dari kediaman keluarga Wirasatya. Mahendra memang menginap di sana semalam, katanya untuk membahas pekerjaan dengan Papa dan Opa. Aku menyeruput kopi yang baru kubeli, sementara Nina masih asyik dengan ponselnya. Tapi begitu aku melontarkan satu kalimat pendek, ekspresinya langsung berubah drastis— seolah dunianya baru saja diguncang gempa. “Aku dan Mahendra tertangkap basah lagi ciuman— sama Oma dan Tante Renata.” Ponselnya nyaris jatuh dari tangan. “WHAT?!” Aku melirik kanan-kiri, panik. “Ssst! Jangan teriak!” “Astaga, Ayla! Bisa-bisanya kamu seperti itu.” Nina menepuk-nepuk dadanya, seolah jantungnya hampir copot. “

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD