3. Hasrat Kakak Ipar

1190 Words
“Bukankah tidak baik makan di malam hari?” Renata tersentak mendengar suara yang sudah ia hapal. Pandangannya pun mengarah pada Ethan yang berdiri di ambang pintu. “Aku lapar,” kata Renata yang hendak mengambil nasi. Ethan berjalan menghampiri Renata membuatnya memasang sikap waspada. Apalagi melihat keadaan Ethan sekarang yang setengah telanjang. “Bukankah kau harus menjaga bentuk tubuhmu? Jika tidak, Kris mungkin bisa berpaling pada wanita lain.” “Dari pada itu, apa yang kakak lakukan di sini? Apalagi dengan penampilan kakak seperti sekarang,” tegas Renata yang sengaja menekan kata kakak. “Kenapa? Kau takut tergoda? Jika benar, kenapa kita tidak melakukannya saja?” Renata meletakkan piring di tangan cukup kasar ke meja. Dirinya sedang lapar sekarang, dan tingkah kakak iparnya membuatnya ingin memakannya hidup-hidup. Sejak kemarin dirinya bisa bersabar, tapi sepertinya tidak sekarang. “Jaga sopan santunmu. Aku adalah adik iparmu,” tegas Renata hingga giginya bergerut seakan benar-benar geram dan muak dengan Ethan. “Lalu? Aku hanya ingin membantu karena kau tak mendapatkan kehangatan dari adikku. Selain itu, sejak dulu, milik adikku juga adalah milikku,” kata Ethan yang tak menunjukkan rasa takut ataupun cemas sedikitpun meski Renata menatapnya seperti macan yang siap menerkam. Tangan Renata mengepal kuat. Berpikir percuma bicara dengan Ethan, ia memutuskan pergi dari sana. Namun, Ethan menarik tangan Renata seakan tak membiarkannya pergi begitu saja. “Tidak ada orang di rumah. Bukankah ini saat yang tepat?” Plak! Satu tangan Renata yang bebas mendarat keras di pipi Ethan. Dirinya tak bisa menahan diri lagi. “Bicara kurang ajar lagi dan aku akan mengadu pada semua orang!” teriak Renata mengancam. Ethan masih diam sambil memegangi pipi yang terasa panas dan perih. Ia lalu mendorong paksa Renata hingga terlentang di atas meja makan. Kedua tangannya menekan kedua tangan Renata di sisi kanan dan kiri. Renata mulai panik apalagi saat lutut Ethan menelusup memaksa kedua kakinya terbuka. “Tolong!” jerit Renata berharap seseorang bisa menolongnya. “Berteriak lah. Dan kau tahu apa yang akan terjadi? Akan kukatakan bahwa kau yang menggodaku karena tak mendapatkan sentuhan dari suamimu.” Mata Renata melotot. Pria di atasnya ini benar-benar b******n. Ethan tersenyum miring melihat kebencian bercampur ketidakberdayaan yang terpancar dari wajah Renata. Ia lalu menurunkan tubuhnya hingga tubuh depannya yang tak terlindungi kain bertemu dengan tubuh depan Renata yang terlindungi kaos cukup tebal. Jantung Renata berdegup tak terkendali kala tubuhnya merasakan tekanan tubuh atletis Ethan. Kaosnya yang menjadi penghalang seakan tak memberinya perlindungan. Dan anehnya, tubuhnya memberi respon berkebalikan dengan perasaannya. Ia marah, benci, muak, tapi tubuhnya justru seperti terkena sengatan listrik, darahnya justru berdesir. Ethan menyeringai tipis. Ia dengan sengaja menempelkan tubuhnya dengan Renata selama beberapa saat sebelum akhirnya bangkit. Namun, sebelum itu ia membisikkan satu kalimat yang membuat Renata seperti kehilangan akal. Ethan menatap Renata sejenak sebelum akhirnya mengambil langkah meninggalkannya tanpa mengucap sepatah kata. Entah apa tujuan sebenarnya, tapi seringai kepuasan terpancar di wajahnya. Sementara itu Renata, dirinya masih terdiam dalam posisinya yang terlentang dengan tatapan mata kosong pada langit-langit ruangan. Entah apa yang Ethan bisikkan sampai-sampai membuatnya seperti linglung kehilangan akal. Ethan menghentikan langkahnya sejenak setelah meninggalkan dapur. “s**t!” umpatnya kala ia menunduk menatap sembulan di balik handuk. Tak ingin berlama-lama, ia bergegas menuju mobilnya untuk mengambil sabun agar bisa segera membersihkan diri dengan air dingin. Tepat saat Ethan melewati pintu samping untuk ke garasi, mobil Kris tiba. “Apa yang kakak lakukan?” tanya Kris setelah ia turun dari mobil dan menemukan kakaknya seperti mengambil sesuatu dari dalam mobilnya. Ethan menunjukkan kantong berisi belanjaannya setelah mengambilnya dan menutup pintu mobil. Ia lalu melenggang berjalan kembali memasuki rumah. Kris menatap kakaknya dalam diam kemudian mengikuti langkah sang kakak masuk ke dalam rumah lewat pintu samping tanpa berprasangka buruk. Di saat itu, Renata berjalan dari dapur. Meski perutnya lapar, tapi napsu makannya menghilang karena kejadian sebelumnya. Tepat saat melewati ruang tengah, langkahnya terhenti saat melihat Ethan. Namun, perhatiannya segera teralihkan menemukan Kris berjalan di belakangnya. Ethan menghentikan langkahnya sejenak saat pandangannya bertemu dengan Renata sekilas sebelum akhirnya menoleh ke belakang pada Kris. Ia lalu kembali menghadap depan dan melanjutkan langkahnya. Dan saat melewati Renata yang berdiri diam bak patung, seringainya terukir. Renata menundukkan kepala saat Ethan berjalan melewatinya. Meski begitu, dirinya seakan masih bisa merasakan bahwa Ethan menyeringai padanya. Jantungnya pun seakan diremas saat merasakan angin lembut membelai kala Ethan berjalan melewatinya. Kris memperhatikan Renata dalam diam dan merasa seperti ada yang aneh dengannya. Namun, ia mengenyahkan pikiran itu saat Renata berjalan ke arahnya sambil menyunggingkan senyuman. “Selamat datang. Aku pikir kau akan pulang larut,” ucap Renata setelah berdiri di depan Kris. “Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja?” tanya Kris sambil memperhatikan Renata dengan seksama. “Yah, syukurlah aku baik-baik saja. Tapi mobilku, sepertinya menginap di bengkel cukup lama,” ujar Renata. Ia kemudian merangkul tangan Kris dan menyandarkan kepala di bahunya. “aku senang kau pulang sekarang.” “Kenapa?” tanya Kris menatap Renata dari posisinya. Renata mendongak, menatap Kris yang tingginya 15 cm darinya. “Karena aku lapar dan ingin kita makan bersama. Ah, aku lupa, tapi kau sudah makan malam dengan atasanmu.” Kris terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari Renata. Sudut bibirnya pun terangkat dan mengatakan, “Baik lah. Kalau begitu, aku akan menemanimu.” Senyuman Renata merekah, ia kembali menyandarkan kepala di bahu suaminya itu dengan wajah sumringah. Seperti ini lah dirinya, meski kadang kali merasa Kris tak memperhatikannya, saat Kris menunjukkan perhatian kecilnya membuatnya melupakan masalah di antara mereka. Cintanya yang begitu besar membuatnya merasa senang mendapat perhatian walau sedikit. Cukup lama kemudian, Kris dan Renata telah berada di kamar setelah sebelumnya Kris menemani Renata makan malam. “Aku mau mandi dulu,” ucap Kris lalu berjalan menuju kamar mandi. Renata menatap punggung Kris dengan pandangan tak terbaca, dan saat Kris tak lagi terlihat setelah pintu tertutup, ia segera mengganti pakaian. Memakai pakaian yang menggoda syahwat. Renata menggelung tinggi rambut panjangnya menyisakan helaian anak rambut yang membingkai wajah dan memperlihatkan leher jenjangnya. Ia lalu memakai pemerah bibir kemudian bersiap menunggu Kris keluar dari kamar mandi. Tak lama setelah ia duduk di tepi ranjang sambil berpura-pura memainkan ponselnya, Kris keluar dari kamar mandi dan telah memakai piyama. Sejak menikah, Kris tak pernah menunjukkan tubuh polosnya pada Renata bahkan sekedar memakai handuk. Kris akan selalu membawa baju ganti saat ia mandi. Renata meletakkan ponselnya kemudian menoleh pada Kris yang berjalan sambil menggosok rambutnya yang basah. Ia pun bangkit dari duduknya dan menghadang Kris. “Sini biar kubantu,” ucap Renata kemudian mengambil alih handuk yang Kris gunakan mengeringkan rambut. Kris hanya diam membiarkan Renata melakukan apa yang ingin dilakukannya di mana tak ada ekspresi berarti yang ia tunjukkan meski Renata sengaja membuat kedua aset berharganya bergoyang di depan Kris. Setelah selesai ia mengalungkan handuk di leher Kris kemudian kedua tangannya juga mengalung. Sambil memejamkan mata, ia mendaratkan bibirnya di bibir Kris, memberi suaminya itu ciuman yang manis. Renata tak pernah berciuman selain dengan Kris membuatnya tak tahu apakah Kris menikmati ciumannya atau tidak. Yang ia tahu, Kris membalas ciumannya dengan lembut. Renata melepas tautan bibirnya dan Kris, menatap Kris dengan sorot matanya yang begitu teduh dan mengatakan, “Bisakah kita melakukannya sekarang?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD