BAB 13

1748 Words

Kamari datang ke rumah Liam dalam keadaan murung, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya. Begitu memasuki ruang tamu, ia langsung duduk di sofa, bersedekap dengan wajah yang suram. Rambutnya yang basah menutupi wajah, air yang menetes pelan-pelan membasahi bagian depan kaosnya. Ia duduk dengan tenang, mencoba menenangkan pikirannya, menunggu hingga Liam selesai dengan pekerjaannya di meja kerjanya. Liam mendongak dari layar laptopnya, matanya langsung tertuju pada sosok Kamari yang terlihat berbeda dari biasanya. Ia mengerutkan kening, merasa heran. Kamari, yang biasanya tak bisa diam, selalu punya banyak cerita untuk diceritakan—baik itu tentang teman-temannya di sekolah, tetangga yang nyentrik, atau bahkan hal-hal kecil tentang anime yang sedang tayang di televisi. Kamari selalu ce

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD