BAB 44

1137 Words

Kamari menatap rumah kecil dengan teras kotor dan berantakan di depannya. Rumah itu seakan tidak berpenghuni kalau tidak melihat banyaknya sandal yang bergelatakan di teras. Ada kursi plastik yang sudah keropos, meja kayu yang sudah lapuk, dan kandang burung. Di samping rumah ada kebun yang seharusnya untuk bercocok tanam tapi malah digunakan untuk menjemur pakaian. Bilah bambu panjang terpasang dan disangga dua batang kayu. Kamari tidak melihat adanya penghuni sampai seorang gadis yang beberapa tahun di bawahnya, datang dari ujung jalan. “Kak Kamari?” Gadis itu bertanya. Kamari menoleh dan tersenyum. “Suci.” Gadis yang dipanggil Suci mengangguk ke arah rumah. “Kenapa nggak masuk, Kak? Ada nenek di rumah.” Kamari mengikuti langkah Suci ke rumah dan dihadapkan dengan pemandangan yang me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD