BAB 45

1163 Words

Kamari sedikit gentar bercampur takut saat melihat ayah tirinya yang meringis dengan mata jelalatan. Ia datang untuk bicara soal Liam pada mamanya, bukan untuk menjadi santapan kurang ajar dari Brata. Laki-laki itu mengibaskan air kotor yang ia siram dan menyeringai dengan menjijikkan. “Wah, rasanya menyenangkan siang-siang begini disiram air sama kamu, Kamari. Apalagi kalau kita bisa mandi bareng.” Kamari mengedip lalu berteriak. “Suci! Ayahmu datang!” Brata melotot. “Ssst, jangan berisik Gadis Binal. Aku hanya datang untuk menyapa dan kamu berteriak seolah aku sedang memperkosamu!” Kamari tidak menjawab, duduk di samping si nenek dan mulai mengupas buah menggunakan pisau besar di samping ranjang. Ia tidak tahu kenapa ada pisau sebesar itu di sini. Ia menduga, mungkin saja mereka meng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD