BAB 26

1565 Words

Kamari ingin masuk ke kolong meja makan dan tidak keluar lagi gara-gara Liam. Bagaimana mungkin laki-laki itu bicara soal pernikahan di depan orang tuanya sendiri? Apa anggapan mereka padanya soal itu? “Oh, kamu nunggu Kamari?” celetuk Mawar. “Kalau gitu kamu harus memantaskan diri Liam.” “Tenang, Ma. Aku bahkan berencana untuk memaksakan diri!” Tawa dari orang tua Liam, membuat Kamari meringis. Ia tahu kalau mereka semua sedang menggodanya, tetap saja ia merasa tidak enak hati. Terlepas dari betapa baiknya orang tua Liam padanya, tetap saja terselip perasaan bersalah dan tidak enak hati karena seorang gadis yang tinggal serumah dengan laki-laki lajang. Semoga saja orang tua Liam mengerti keadaannya. Keesokan harinya, Kamari menceritakan pertemuannya dengan orang tua Liam pada teman-te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD