26. Konfrontasi Arabella

1611 Words

Nadine berdiri di balik jendela kamarnya, memperhatikan mobil ibunya yang baru saja meluncur masuk ke halaman rumah. Matanya beralih pada jam dinding di belakangnya—pukul enam kurang lima belas menit. Masih terlalu pagi untuk seseorang yang semestinya bertugas di rumah sakit hingga sore. Setelah tiga puluh menit berlalu, Nadine turun ke ruang makan. Sekali lagi, dia disambut oleh kesunyian. Meja makan yang panjang terhampar kosong, hanya disetel untuk satu orang. Baru sekarang dia benar-benar menyadari betapa sepinya rumah megah ini—dinding-dinding tinggi yang dulu terasa mewah, kini terasa seperti sangkar yang sunyi. “Non, sudah mau sarapan?” tanya Kinar yang tiba-tiba muncul dari pintu dapur, membawa nampan berisi teh hangat. Nadine mengangguk lemah, matanya masih menyapu ruangan yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD