Jovanka memutar bola mata mendengar ucapan tajam Devon. Ia membuang napas panjang, ingin menjelaskan lebih banyak atau mungkin ia bisa membujuk Devon, tetapi Devon lebih dulu membuka bibirnya lagi. "Ibu!" panggil Devon pada Mary. "Bukankah kita orang biasa tidak seharusnya berteman dengan orang super kaya?" Mary mencebik. Ia menatap Devon dan Jovanka bergantian. Ia bisa merasakan ketegangan di antara anak-anaknya. "Kau bisa berteman dengan siapa saja jika kau mau, Devon. Ada apa? Apakah kalian bertengkar?" "Tidak!" jawab Devon dan Jovanka berbarengan. "Devon khawatir aku berteman dekat dengan bosku, Bu," timpal Jovanka. "Aku hanya ... dia tak punya banyak teman. Aku kasihan padanya." Mary kembali mengalihkan tatapannya pada Devon. "Kenapa kau melarang Jovanka dekat dengan bosnya?" "I