29

1427 Words

“Dam…” sapa Uci dengan suara serak saat menjawab telfon pacarnya di saat seharusnya yang diucapkan cewek itu adalah ‘halo’  fix jauh dari soal-soal fisika emang membuat otak Uci makin lemot.  “Sayang kamu kenapa lagi?” Adam melupakan panggilan khasnya pada Uci. Ia selalu tau bagaimana suasana hati cewek yang sudah menjadi pacarnya itu dari cara Uci memanggilnya. Ceweknya lemot eh cowoknya malah peka keterlaluan sampe-sampe kesannya lebay. “Ga kok, baru bangun aja makanya suaranya jadi gini.” “Yakin? Baru bangun atau baru mau tidur?” “Kenapa emang?” “Ya kalo kamu emang baru bangun itu artinya kita bisa jalan. Oke Beh? Tunggu aku ya,” dan sambungan telfon diputus secara sepihak oleh Adam. Uci tidak percaya jika Adam benar-benar berada di kota yang sama dengannya. Menyadari bagaimana dra

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD