Kembali ke cerita yang di tunggu. Alexander mengemudikan mobilnya perlahan menyusuri jalanan malam kota Metro. Sebuah senyuman jahil muncul di wajahnya setiap Florence menggerakkan badan untuk berpindah posisi. Mungkin karena merasa tidak nyaman dengan adanya sesuatu yang mengganjal di dalam tubuhnya. “Kau baik-baik saja, Flo?” tanya Alexander setelah kesekian kalinya melihat Florence mengganti posisi duduknya. Florence tidak menjawab. Ia hanya melirik ke arah Alexander berusaha tidak menunjukkan keinginannya untuk meraih ke bawah dan menggerakkan benda yang tersembunyi di balik cela-na dalam-nya. “Kau ingin aku menggerakkannya?” lanjut Alexander sambil menyeringai, seolah bisa membaca pikiran istrinya. “Tidak!” jawab Florence cepat. Apalagi ketika menyadari bahwa mobil yang di kend