Bab 89

1411 Words

“Kenapa tidak?” balas Laksana santai, senyum sinis tak hilang dari wajahnya. Bugh! Sebuah pukulan keras mendarat di pipi Laksana. Kepala pria tua itu terhuyung ke samping, darah merembes dari sudut bibirnya. Bara berdiri dengan tubuh bergetar, tidak mampu lagi menahan amarah yang membara di dadanya. Laksana tertawa meski darah keluar dari mulutnya. “Itu saja yang kau punya, Bara? Ayolah, tunjukkan lebih banyak.” Amarah Bara semakin meledak. Ia melayangkan pukulan demi pukulan ke wajah dan tubuh Laksana. Pria tua itu mulai terbatuk-batuk, namun senyum sinisnya tidak juga hilang. Dari luar ruangan, beberapa anak buah Reinar bergerak maju, siap menghentikan Bara. Namun Reinar mengangkat satu tangan, menghentikan langkah mereka. “Biarkan saja,” ucap Reinar dengan suara tenang namun penuh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD