37

527 Words

"Tuh kan ... Gak pernah konsentrasi. Begini nih Puri, Nak Aji," ucap Ibu Puri sambil mengunyah makanan di mulut lalu di telan begitu saja. "Apaan sih Bu," ucap Puri lagi dengan rasa bingung. "Bu ... Sayurnya enak," ucap Aji mencari tema lain agar Puri tidak salah pajam saja sejak tadi. "Enak Nak? Habiskan ya. Jangan kayak Puri, Kalau makan susah banget. Sekalinya makan itu pilih -pilih aja. Kayak cari suami aja. Dari dulu cuma pilah pilih dan akhirnya di tinggal saja. Untung ketemu sama Nak Aji. Kalau gak ..." ucapan Ibu Puri langsung di sela oleh Puri. "Kalau gak? Kenapa Bu? Puri jadi perawan tua?" ucap Puri sedikit sensitif. "Bukan gitu Puri. Ibu cyuma mau bilang. Bahwa semua itu datanganya tiba -tiba dan indah pada waktunya," ucap Ibu Puri merasa bersalah. "Ekhemm ... Kita lanjut

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD