Bab 126.

2302 Words

Sintya tak berhenti menangis selama dalam perjalanan dari rumah hingga tiba di rumah sakit, bahkan sampai kakaknya itu dibawa masuk ke dalam ruang IGD. Tidak ada yang bisa ia minta bantuan. Ada kakak iparnya, tapi pria itu sedang tidak berada di Jakarta. Dia sudah mengirim pesan, memberitahu kabar jika kakaknya berada di rumah sakit. Entah kapan suami kakaknya itu bisa datang. Sintya juga belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi hingga kakaknya bisa berakhir seperti itu. Hanya praduga yang membuat kepalanya terasa mau pecah. Wanita yang duduk di ruang tunggu itu meremas-remas telapak tangannya. Dia melihatnya. Melihat benda yang kemungkinan besar menjadi saksi kejadian yang menimpa sang kakak. Dan yang terpikir oleh otaknya yang kecil hanyalah … Ayu. Tapi, Sintya takut memikirkan ji

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD