BAB 3

1355 Words
Guntur, Lastri Dan Nadya Saat Ini Berada Di Rumah Megah, Tepatnya Di Ruang Tamu Milik Albert. Mereka Mengadakan Pertemuan Untuk Membahas Tentang Pernikahan Anak Mereka. Margarey, Istri Albert Dan Anak Angkatnya Yang Masih Kecil Juga Ada Di Sana.   “ Cantik Sekali. “ Puji Margarey Sambil Tersenyum Menatap Nadya Yang Juga Ikut Tersenyum Ke Arahnya.   “ Iya Cantik Sekali. Kamila Suka, Nanti Kalo Kaka Tinggal Di Sini, Kamila Jadi Ada Temennya Deh. ” Sahut Anak Kecil Yang Sejak Tadi Duduk Di Samping Margarey. Gadis Kecil Yang Bernama Kamila Itu Terlihat Begitu Menyukai Nadya.   “ Iya, Cantik. Nanti Kaka Temenin Main. “ Sahut Nadya Dengan Gemas.   “ Jadi, Ini Calon Menantu Kita? Kamu Ini Emang Paling Bisa Cari Yang Bening – Bening, Ya.  “ Goda Margarey Kepada Albert.   “ Terima Kasih, Tante. ” Ucap Nadya.   " Jadi, Kalian Setuju Dengan Pernikahan Ini? " Tanya  Albert.   " Iya, Kami Setuju. " Guntur Dan Lastri Mengangguk Cepat.   " Saya Tidak Mau Ada Paksaan. Saya Mau Benar - Benar Jawaban Dari Anak Kalian Sendiri Karena Saya Mau Nantinya Anak Kalian Akan Mencintai Anak Kami Sepenuh Hatinya. Bagaiamana?" Tanya Albert.   " Iya Tante, Om, Saya Setuju . Tidak Ada Paksaan, Semua Keinginan Ini Berasal Dari Hati Saya Sendiri Kok. Nanti Saya Akan Belajar Untuk Mencintai Anak Om Dan Tante."  Bohong Nadya. Jauh Di Dalam Hatinya Ia Begitu Benci Harus Berpura - Pura Seperti Ini, Nadya Tidak Suka Dengan Keadaan Ini.   " Bagus Kalau Begitu. " Albert Dan Margarey Tersenyum Senang.   " Ngomong – Ngomong, Anak Tante Yang Akan Di Nikahi Dengan Saya Di Mana? Kok Saya Belum Lihat Dia? " Tanya Nadya , Ia Mengedarkan Pandangan Ke Sekelilingnya Mencari Sosok Lelaki Itu.   " Dia Sedang Dalam Perjalanan Pulang Dari London, Sepertinya Nanti Malam Dia Baru Sampai Rumah. Mungkin Besok Kalian Berdua Baru Bisa Bertemu. ” Jelas Margarey.     " Oh Begitu. Umurnya Berapa Tante? " Tanya Nadya Lagi. Dia Sangat Penasaran Dengan Calon Suaminya.     " 19 Tahun. Bulan Depan Dia Ulang Tahun.  Jadi, Tahun Ini Umurnya 20 Tahun. “ Terang Margarey.   Nadya Hanya Melongo Ketika Mengetahui Umur Lelaki Itu Yang Terpaut Tiga Tahun Dengannya. Itu Artinya Lebih Dewasa Dari Nadya. Jujur Nadya Merasa Sangat Takut Jika Nantinya Harus Satu Rumah Bahkan Satu Kamar Dengannya.   “ Aduh Gimana Ini. Gue Takut Banget. Ya Allah, Please Hilangkan Nadya Dari Bumi Ini Sekarang Juga. Pindahin Aja Nadya Ke Planet Mars Atau Pluto, Saturnus Juga Gak Apa - Apa Deh Asal Jangan Di Bumi. ” Teriak Nadya Dalam Hati, Ia Mengigit Bibirnya Kuat - Kuat Menahan Dirinya Yang Ingin Menangis. Rasanya, Ia Ingin Sekali Berteriak Sekencang Mungkin Bahwa Tidak Ingin Pernikahan Ini Dilanjutkan, Tapi Sepertinya Tidak Mungkin.   Pertemuan Selesai. Nadya Dan Keluarganya Telah Pulang. Kini, Albert Dan Margarey Menunggu Kedatangan Putranya Yang Belum Juga Sampai. Mereka Sudah Tidak Sabar Untuk Memberitahu Kabar Ini Kepada Anaknya Itu. Mereka Sengaja Menyuruh Nendo Shemi Barents, Anaknya Itu Pulang Ke Indonesia Untuk Meneruskan Perusahaan Papahnya Karena Albert Sudah Cukup Tua Dan Ingin Beristirahat. Menurutnya, Anaknya Itu Sudah Cukup Menimba Ilmu Diluar Negri Sekarang Waktunya Untuk Pulang.   Mereka Sengaja Menjodohkan Nendo Dengan Alasan Agar Anaknya Itu Segera Menikah Meskipun Usinya Masih Terbilang Muda Karena Margarey Dan Albert Sudah Tak Sabar Ingin Menimang Cucu Diusianya Yang Semakin Tua, Kebetulan Guntur Merupakan Teman Kerjanya Yang Cukup Baik. Jadi, Tidak Ada Salahnya Jika Albert Menjalin Hubungan Lebih Dari Kerabat Dengan Guntur Atau Lebih Tepatnya Sebentar Lagi Akan Menjadi Calon Besan.   “ Mamah…..Papah…..” Teriak Suara Laki - Laki Yang Tidak Asing Bagi Margarey Dan Albert. Tentunya Sosok Yang Mereka Liat Saat Ini Adalah Yang Sejak Tadi Mereka Tunggu -Tunggu.   “ Ya Ampun Nendo Anak Mamah…” Margarey Bangun Dari Posisinya Yang Sejak Tadi Duduk Di Sofa.  Ia Berjalan Mendekati Putranya Itu Lalu Memeluknya. Nendo Pun Membalas Pelukan Ibunya Itu Untuk Melepas Kerinduan Setelah Cukup Lama Tidak Bertemu.   “ Heh, Memang Nendo Anak Kamu Doang. Dia Juga Anak Papah Dong Mah! ” Albert Juga Ikut Memeluk Putranya Yang Baru Saja Sampai Itu.   Setelah Beberapa Detik Mereka Melepaskan Pelukannya, Mengajak Anaknya Itu Duduk Untuk Melepas Sejenak Kelelahan Selama Di Perjalanan.   “ Nendo Kamu Duduk Dulu Ya, Mamah Akan Buatkan Kamu Jus Jeruk Biar Kamu Seger! ” Margarey Bergegas Menuju Dapur Dan Kembali Lagi Keruang Tamu Membawa Segelas Jus Jeruk.   “ Makasih Mah, Nendo Kangen Banget Di Buatin Jus Sama Mamah. “ Tanpa Menunggu Lama, Nendo Langsung Menyeruput Jus Buatan Ibunya Itu.   Margarey Tersenyum Senang Melihat Putranya Selamat Sampai Tujuan, Ia Sudah Tidak Sabar Memberitahu Tentang Perjodohan Yang Telah Mereka Rencanakan.   “ Nendo Ada Yang Mamah Mau Bicarakan Sama Kamu. “ Margarey Terlihat Tak Sabar Bahkan Sangat Antusias.   “ Apa Itu Mah? ” Nendo Kembali Menyeruput Jus Jeruk Itu.   “ Dalam Waktu Dekat,  Mamah Dan Papah Akan Menikahkan Kamu. Kami Sudah Memilihkan Calon Untuk Kamu. “ Margarey Nampak Semangat Menyampaikan Berita Itu.   Nendo Sangat Terkejut Sampai Ia Tidak Sengaja Menyenburkan Jus Yang Baru Saja Ia Minum Membuat Margarey Dan Albert Ikut Terkejut.   “ Eh Nendo, Kamu Gimana Sih Minumnya. Pelan – Pelan Dong! “ Albert Mengambilkan Tissue Dan Diberikan Kepada Nendo Untuk Membersihkan Mulutnya.   “ A…. Apa Mah? Nikah? “ Nendo Kaget Bukan Main, Ia Terperangah Mendengar Itu Sampai Matanya Terbuka Lebar Menatap Ibunya Dengan Tak Percaya.   “ Iya Betul! Kami Berdua Sudah Sepakat Nendo. Kamu Ini Kan Pewaris Di Keluarga Ini, Kami Berharap Kamu Segera Menikah Agar Ada Pendamping Yang Bisa Mengurus Kamu Karena Sebentar Lagi Kamu Akan Menjadi Ceo Diperusahaan Milik Papah. “ Albert Mencoba Memperjelas .   “ Iya Betul! Kalau Kamu Punya Istri, Setidaknya Akan Ada Yang Selalu Memperhatikan Kamu. Sebenarnya, Bukan Hanya Itu Saja Alasan Kita Berdua Menikahkan Kamu. “ Margarey Terkekeh , Ia Masih Saja Bisa Tersenyum . Berbeda Dengan Nendo Yang Saat Ini Hanya Melongo Mendengar Ocehan Kedua Orang Tuanya.   “ Terus Apa Lagi Alasan Mamah Untuk Menikahkan Nendo? ” Tanya Nendo Penasaran.   “ Mamah Sama Papah Udah Gak Sabar Kepingin Gendong Cucu He He. “ Margarey Terkekeh. “ Kamu Harus Setuju Ya, Nendo . Kamu Gak Kasian Apa, Mamah Dan Papah Ini Sudah Semakin Tua. Kami Hanya Ingin Cucu Kok Gak Neko – Neko. “ Margarey Menatap Sendu Kearah Nendo, Membuat Lelaki Itu Frustasi Karena Tidak Tega Melihat Ibunya Yang Tersayang Itu Terlihat Bersedih Seperti Itu.   “ Kan Ada Kamila? Setahun Yang Lalu Mamah Baru Saja Adopsi Dia. “   Ya, Margarey Sengaja Mengadopsi Kamila Karena Dia Sangat Suka Anak Kecil Dan Dia Juga Merasa Sepi Di Rumahnya Tidak Ada Siapa – Siapa Selain Albert Selama Nendo Kuliah Di Luar Negri.   “ Kamila Juga Masih Kecil, Kan. Dia Masih Unyu - Unyu, Kenapa Mamah Sama Papah Kepingin Cucu? Mamah Juga Belum Terlalu Tua Kan? “ Nendo Mengusap Wajahnya Kasar. Padahal, Dirinya Baru Saja Sampai Tapi Sudah Menerima Kabar Buruk Di Tengah Kelelahan Yang Dirasakannya Saat Ini.   “ Beda Dong. Kamila Kan Anak Angkat. Kalo Cucu Itu Keturunan Asli. Lagian Kalo Ada Cucu Di Rumah , Jadi Tambah Ramai Dan Asik. Pokoknya Mamah Itu Kepingin Cucu, Titik Gak Pake Koma! Biarpun Mamah Tidak Terlalu Tua , Tapi Kan Papah Kamu Sudah Semakin Tua. “ Ujar Margarey. Ya , Memang Usia Margarey Dan Albert Terpaut Cukup Jauh, Yakni Lebih Tua Albert 8 Tahun Dibanding Margarey Yang Masih Terlihat Cukup Muda.   “ Ah Ya Ampun !!!” Nendo Mendengus Kesal .   “Jadi, Gimana? “ Margerey Terlihat Tak Sabar Menunggu Jawaban Dari Putranya Yang Sedang Memijit Pelipisnya.   “ Ayolah Nendo, Mamah Dan  Papah Ini Sudah Semakin Tua . Kita Gak Butuh Harta Dan Tahta Lagi. Kita Cuma Kepingin Kebahagiaan Aja Dimasa Tua Dengan Memiliki Cucu. Kamu Mau Ya? ” Kini Giliran Albert Yang Menatapnya Sendu Membuat Nendo Semakin Frustasi Mungkin Sebentar Lagi Gila.   “ Oke…Oke…! Nendo Setuju! Tapi Please, Kalian Berdua Jangan Menatap Nendo Dengan Wajah Memelas Seperti Itu. “ Ujar Nendo Menatap Kedua Orang Tuanya Yang Entah Mengapa Kini Mereka Tiba - Tiba Saja Mendadak Tertawa Lepas Setelah Mendengar Nendo Bicara Seperti Itu.   “ Ya, Baiklah Maafkan Wajah Kami Berdua Yang Terlihat Menjengkelkan, Tapi Mamah Sama Papah Bangga Sekaligus Senang Karena Kamu Setuju! Percayalah Nendo Calon Mu Itu Sangat Cantik! ” Margarey Memeluk Nendo Dari Samping, Senyum Bahagia Tercetak Di Wajah Wanita Cantik Itu.   “ Besok Kamu Temui Dia Di Rumahnya. Papah Akan Kasih Tau Alamatnya. Sekarang Sebaiknya Kamu Istirahat Di Kamar! ” Albert Menepuk - Nepuk Bahu Nendo Di Sertai Senyum Bahagia.   Dengan Langkah Gontai Nendo Menaiki Tangga, Ia Terlihat Lelah Dan Tak Bersemangat. Nendo Merasa Tidak Percaya Jika Sebentar Lagi Ia Akan Menjadi Seorang Kepala Rumah Tangga.   “ Ini Gila! Benar - Benar Gila! Ini Jaman Modern Tapi Kenapa Perjodohan Masih Berlaku! ” Ia Menggeleng Frustasi. ** JANGAN LUPA KLIK TOMBOL LOVE NYA UNTUK MENSUPORT :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD