Pembantu Berkedok Keponakan

1073 Words
Prang! Baek Jung menatap Do Yun dengan tatapan tajam,  Dia ingin sekali memarahinya. Sudah beberapa kali Do Yun memecahkan gelas saat bekerja di restoran miliknya. “Maafkan kami, Tuan,” ujar Baek Jung meminta maaf kepada pelanggan, ini sudah kesekian kalinya Baek Jung meminta maaf demi Do Yun> Restoran milik Baek Jung sangat ramai. Untuk membayar tempat tinggal dan makan di restoran Baek Jung, Do Yun harus bekerja membantu Baek Jung. Tugas Do Yun adalah mencatat makanan dan membawa makanan ke meja pelanggan. Do Yun harus bekerja keras setiap hari. Dia bahkan sering tertidur di kelas karena dirinya terlalu lelah . Do Yun menjadi sosok yang pendiam sejak kejadian itu. Setiap malam dia selalu bermimpi buruk, dia bahkan sering gemetar ketika memegang pisau dapur. Do Yun tak pernah menceritakan kejadian itu pada Baek Jung dan sepertinya perempuan itu juga tidak peduli padanya. “Kau ini benar-benar, menyebalkan! Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar!” Baek Jung menarik Do Yun ke dapur saat pelanggan mulai sepi dan memarahinya. Beberapa pekerja di dapur tampak memperhatikan Do Yun dengan tatapan mata iba, namun tak satu pun dari mereka yang berani membela Do Yun. “Maafkan aku, Bi,” cicit Do Yun dengan suara lirih. Do Yun cukup tahu diri untuk bekerja keras di restoran ini. Dia juga tidak mau sekadar makan dan menumpang hidup gratis di sini. Tapi meskipun sudah bekerja keras Baek Jung selalu menjadikan Do Yun kambing hitam atas kekesalannya. Baru saja Do Yun tak sengaja menjatuhkan gelas dan mengenai baju pelanggan, semua itu karena Baek Jung yang memaksanya membawa banyak piring dan gelas dalam satu nampan sekaligus, akibatnya Do Yun sempat kehilangan keseimbangan dan nampan tersebut jatuh ke lantai. “Jangan memarahi Do Yun seperti itu,” tegur Nam Joon Woo pada istrinya. Lelaki itu tidak berani melawan Baek Jung. Namun setiap kali melihat Do Yun disuruh-suruh oleh istrinya dia merasa tidak rela. Harusnya mereka bisa menjadi sosok orang tua bagi Do Yun, tapi Baek Jung malah memperlakukan Do Yun layaknya pembantu. Baek Jung selalu menyinggung soal ketidakmampuan Joon Woo saat dia mau melawan. Joon Woo sempat menginvestasikan uangnya dan tertipu, hal itu membuat Baek Jung marah dan selalu menyebut Joon woo sebagai suami yang tidak becus. Joon Woo sebenarnya ingin melawan, tapi dia ingat bahwa uang satu juta won yang dia gunakan untuk berinvestasi adalah milik Baek Jung. Demi menebus hutangnya pada istrinya sendiri, Joon Woo pun harus bekerja di restoran dan tak pernah dibayar oleh Baek Jung. Baek Jung selalu menyayangi putri semata wayangnya Aeyong dan sangat ingin melihat Aeyong menjadi seorang idol. Aeyong sebenarnya tidak menyukai itu tapi Baek Jung terus memaksanya. Mau tak mau Aeyong pun belajar menari dan menyanyi demi ibunya. “Kau diam saja, dasar suami tidak berguna, lebih baik kau bekerja saja,” usir Baek Jung. “Baek Jung, kau sudah keterlaluan pada Do Yun, Yerin menitipkan pada kita untuk merawatnya bukan sebagai pembantu,” tukas Joon Woo. Do Yun menatap kedua orang yang tengah bersitegang di depannya dengan tatapan bersalah. Mereka berdua bertengkar karena dirinya. Do Yun menjadi tidak enak pada paman dan bibinya. Sudah sebulan sejak Do Yun tinggal bersama mereka, Nam Joon Woo sempat mengira bahwa sikap Baek Jung pada Do Yun akan berubah seiring berjalannya waktu namun perempuan itu benar-benar keterlaluan dan terus memperlakukan Do Yun dengan tidak baik. Do Yun harus mengurus pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu dan mengepel rumah dan tidak ada yang boleh membantunya. Do Yun bahkan tidak punya waktu untuk belajar. Dia belajar di tengah-tengah bekerja di restoran seringkali dia mengerjakan PR saat hari sudah menjelang pagi. Meski Baek Jung bersikap tidak baik padanya, Do Yun merasa bersyukur bahwa Nam joon Woo dan Aeyong sangat baik padanya. Dia juga beruntung menpat libur sebulan sekali dari Baek Jung. Biasanya Joon Woo akan mengajak Do Yun dan Aeyong jalan-jalan ke taman. Meski bekerja keras, Do Yun tak pernah mendapat bayaran sepeser pun dari Baek Jung. Perempuan itu selalu bilang bahwa gaji dari pekerjaannya digunakan sebagai biaya Do Yun tinggal dan makan di rumahnya dan Do Yun tidak pernah protes akan itu. “Kau pikir Yerin memberikan uang banyak pada kita? Sadarlah aku hanya berhutang padanya dua ratus ribu won kenapa dia mengirimkan anak ini untuk tinggal denganku. Apa kau pikir Yerin akan mengganti biaya makan Do Yun? Mantan narapidana bisa apa hah?” ujar Baek Jung tanpa perasaan. Deg! Mendengar nama ibunya disebut hati Do Yun merasa sakit. Selama ini dia diam bukan karena tak berani melawan, tapi karena dia tidak ingin menimbulkan masalah.Tapi setiap kali Yerin menyebut nama ibunya Do Yun merasa sangat kesal dan marah, namun dia hanya bisa menahannya. “Dasar penjahat, apa dia tidak berpikir terlebih dahulu sebelum melukai suaminya?” tukas Baek Jung tanpa perasaan. “Baek Jung! Teganya kau berbicara seperti itu di depan Do Yun.” Joon Woo menatap Do Yun yang dari tadi menunduk, tubuhnya gemetar, harusnya Do Yun yang masuk penjara sekarang bukan Yerin, dia merasa bersalah sepanjang hidupnya. Yerin tidak salah, melainkan dirinya. Pikiran seperti itu selalu menghantam kepala Do Yun. “Aku hanya bicara fakta, apa itu salah?” Tanya Baek Jung, dia menatap Joon woo dengan tatapan tajam, “Kau tidak usah ikut campur, sebaiknya kau pikirkan saja cara mencari uang dan melunasi hutangmu padaku, kau sama tidak bergunanya dengan dia,” tunjuk baek Jung pada Do Yun. Perempuan itu kembali ke meja kasir dengan wajah kesal. Kini tinggal Joon Woo dan Do Yun. Joon woo menatap Do Yun dengan tatapan iba, “Apa kau baik-baiks aja Do Yun?” tanya Joon Woo dengan lembut. Do Yun yang sedari tadi menunduk kini berani menatap pamannya. Dia tidak ingin pamannya sedih jadi Do Yun menyunggingkan senyum tipis di bibirnya. Do Yun mengangguk kecil tanpa berkata apa-apa. “Maafkan bibimu ya Do Yun, aku harap kau tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati,” Joon Woo menepuk pundak Do Yun dengan lembut. Do Yun mengangguk dan tak banyak berkata. “Kenapa kalian diam saja di situ. Cepat kerja sekarang!” ujar Baek Jung dengan wajah galaknya. Joon Woo menarik napas dan mencoba meredam kekesalannya. Dia menarik tangan Do Yun dengan lembut dan meminta Do Yun di sofa, “Istirahatlah sebentar, kerjakan PR mu aku yang akan keluar,” ujar Joon woo. “Tapi paman—“ Do Yun ingin menolak tapi ucapannya dipotong terlebih dahulu oleh Joon Woo “Tidak apa-apa, Do yun,” ujarnya meminta Do Yun untuk menuruti perkataannya. Joon Woo lalu berjalan keluar dan menghampiri Baek Jung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD