Aroma pancake pisang membuat Savana terbangun di pagi hari. Bergegas ia bangkit dari sarangnya dan berlari menuju bathroom dengan menekan mulut. Begitu sampai pada tepian wastafel, Savana memegang erat pinggirnya keramiknya. Muntah. Savana memucat sambil beberapa kali mengusap perut hingga mendengar suara pintu kamar terbuka. Savana masih fokus mengeluarkan isi perutnya. "Nona, kau tidak apa-apa?" Seorang wanita khas yang memakai seragam putih biru mendekat dan menatap panik. Savana mengangguk. Mengusap tepi bibirnya yang basah. Air matanya menetes. Pedas. Tubuhnya lemas sekaligus. "Akan kupanggilkan tuan Vernon," sergah wanita itu berat karena sempat memperhatikan pria tersebut berada di pinggir tebing untuk berolahraga. Kebiasaan. Lewat dari pukul lima, Vernon tidak pernah bisa tidu