Sembari duduk resah dan sesekali mengusap dahi penuh kerutan miliknya, sosok pria paruh baya itu lantas berkata, "Maaf, saya tidak mengerti mengapa Anda ingin membahas lagi perihal wasiat mendiang Tuan Evan padahal semua sudah jelas, Nyonya Defnie Rose adalah penerima sah harta atas mendiang putra Anda, Tuan Kenan." Siang itu, Erick Meyer selaku pengacara yang diamanahkan wasiat oleh mendiang Evan mendadak dipanggil Kenan untuk mampir ke kantornya. Pria paruh baya itu sebenarnya cukup kesal pada orang tua mendiang kliennya. Kenan dan Laura dinilai tamak dan kentara menghambat proses pengumuman isi wasiat kepada yang berhak yaitu Defnie. "Santailah dulu, Er." Kenan mencoba menenangkan sang pengacara. Meski terselip ragu, Erick mencoba menghela napas santai. "Aku hanya ingin memastikan s

