Bab 8

1488 Words

    “Jadi, Aric ngira lo naksir sama dia?” tanya Winni terdengar agak terkejut.     Aku menganggukkan kepala. “Iya. Kesel gue,” jawabku.     “Bagaimana bisa?” tanyanya dengan bingung.     Aku menghela napas dan mengangkat kedua bahuku. “Gue pun nggak tahu,” jawabku.     Tiba-tiba saja Winni sudah tertawa terbahak-bahak. Aku baru saja menceritakan kejadian semalam. Di mana Aric dan Azel menyidangku. Sungguh kejadian yang menyebalkan.     Aric orangnya kegeeran. Azel sendiri tidak peka. Sudahlah. Duniaku kiamat gara-gara kedua orang tersebut.     “Terus gimana?” tanya Winni di sela tawanya.     Aku menoleh ke arahnya dengan kening berkerut. “Apanya yang gimana?” tanyaku bingung.     “Lo sama Aric,” kata Winni dengan cengiran lebar.     “Ya nggak gimana-gimana. Pokoknya, mulai dari s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD