Vanya merasakan tubuhnya kedinginan, ia tahu sudah ada orang yang menolongnya, bajunya pun tak lagi basah. Namun, ia belum mampu untuk membuka mata. Rasanya sangat berat, bahkan untuk berbicara pun sulit. "Ya Allah, Nak." Danira panik begitu tubuh wanita yang ia tahu adalah istri kedua cucunya terus saja menggigil kedinginan. Ia lalu mengambil kompresan hangat. Menempelkannya pada telapak tangan Vanya sampai perlahan getaran dintubuh itu berangsur menghilang Danira mengelus rambut basah Vanya, perempuan yang sangat di benci Khaira, puterinya. Ia pun sama, tidak menyukainya karena perbuatan buruk yang di lakukannya dengan Khavi. Akan tetapi melihat ciptaan Tuhan yang sama dengannya dalam kondisi lemah tak berdaya seperti ini dirinya tak tega. Beruntung yang mendapat laporan ada tamu yan

