140. Kenyataan Yang Harusnya Tetap Tersembunyi

1065 Words

“Dengar baik-baik, Nisa,” suara Mama Jarek terdengar bergetar, tetapi penuh dengan ketegasan yang mematikan. Tatapannya menusuk lurus, seperti pedang yang tidak memberi kesempatan untuk mengelak. “Sampai kapan pun, saya tidak akan pernah rela, anak saya menikah dengan kamu. Tidak! Saya tidak rela menantu saya kembali tersakiti. Sudah terlalu banyak luka yang menantu saya tanggung. Luka-luka yang bahkan kamu sendiri tidak akan sanggup membayangkannya.” Ia menarik napas panjang, suaranya bergetar, seakan menahan amarah sekaligus rasa getir yang menyesakkan d**a. “Kamu ingin tahu, siapa sebenarnya anak saya? Kamu ingin tahu wajah asli seorang Jarek yang kamu bela mati-matian itu? Dia bukan laki-laki baik-baik, Nisa. Anak saya itu…” ia menekankan setiap kata, “seorang penggila nafsu. Seorang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD