"Aish! so romantis kalian berdua." ledek angkasa. Aku segera menjauhkan diri Gavin dengan penuh keterkejutan. "Sorry gue enggak liat liat," ujarku, "Its ok," Gavin menaikan sebelah bahunya dan kambali melangkah. Selesai melihat pohon mangga itu, aku dan kedua teman ku itu kembali keluar dari kebun. "Mungkin kalau ditambahkan pohon buah naga akan semakin keren." ujar Gavin. "Ini lagi proses kayanya. Papah bilang, kita emang mau nanam pohon buah naga juga." jelas Angkasa. "Aku jadi pengen nanam buah buahan juga di rumah." ujarku, "Lo sih, enggak perlu nanam buah. Kan udah punya dua buah." ledek Angkasa. Aku mengerti dengan jawaban vulgarnya sehingga aku pukul saja kepalanya. Angkasa meringis dan Gavin tersenyum seraya menggeleng gelengkan kepala. Aku melirik dan ternyata mukany