Kamu Masih Rumah Buat Aku.

1514 Words

Setelah festival lentera yang penuh warna dan pelukan yang hangat di bawah cahaya temaram, Adrian dan Nayla memutuskan untuk tidak langsung pulang ke Tokyo malam itu. “Capek juga ya,” kata Adrian sambil menggeliat pelan, satu tangan masih menggenggam tangan Nayla erat. Nayla melirik ke arah stasiun yang mulai sepi. “Kalau sekarang naik kereta balik, paling baru sampai rumah jam berapa? Jam setengah dua pagi? Belum lagi kalau nyasar lagi.” Adrian menoleh pelan ke arah Nayla. “Kamu mau … nginep aja di sini?” Nayla mengerutkan dahi, seolah sedang menghitung berapa sisa uang di dompetnya. “Kalau yang murah … mungkin ryokan sederhana masih keburu booking?” Mereka saling pandang, lalu sama-sama mengangguk kecil. Beberapa menit kemudian, setelah perjuangan membuka aplikasi booking dengan si

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD