34. Menanti Bayi-Bayi Lucu

1461 Words

Dalam perjalanan dari bandara menuju rumah Ramone, perasaan Yuta sungguh tidak karuan. Dia tegang bukan main memikirkan pertemuan pertama dengan ayah Lauritz yang notabene akan menjadi mertuanya. Begitu tiba di rumah Ramone, Yuta hanya bisa berdiri terpana. Kegugupannya berubah menjadi kekaguman melihat rumah cantik dan mungil seperti dalam negeri dongeng. Sangat berbeda dengan tempat tinggal Lauritz yang megah bak istana. Seakan-akan bisa membaca pikiran Yuta, Lauritz menjelaskan tanpa diminta, “Rumah ini adalah rumah impian Papa bersama Mama. Rumah mungil yang nyaman untuk menghabiskan haru tua bersama. Sayangnya, Papa hanya sendirian.” “Papanya Mas Lau bener-bener tinggal sendirian aja?” tanya Yuta iba. “Papa ditemani perawat yang mengurusnya sehari-hari. Ada adik dan kakaknya juga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD