Hampa

1401 Words

Ring! Ring! Annisa mengerjapkan matanya saat mendengar suara telepon rumah mereka berdering keras. Pikirannya yang ke mana-mana seketika buyar. “Hallo,” balas Annisa pelan. Suasana hatinya masih sendu karena penolakan Darel akan islam. “Annisa! Cepat temui aku di Caffe Rose! Aku tidak punya banyak waktu!” Annisa melihat teleponnya dan mengernyitkan alis. “Fian ....” “Iya ini aku! Cepatlah temui aku, aku tidak punya banyak waktu!!” Tit ... Tit ... Tit ... Sambungan telepon itu terputus. Annisa menatap telepon itu bingung. Keningnya lagi lagi berkerut. “Kepentingan apa?” Annisa bergumam. “Ada apa?” Annisa terlonjak hingga telepon rumah itu jatuh ke lantai. Darel menatap Annisa dengan kening berkerut. “Ti ... Tidak aku hanya ...” Darel hanya menatap telepon rumah itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD