Sore itu, Kaisar Zhen merasa lelah setelah berjam-jam mendengarkan laporan para pejabat. Ia kembali ke paviliunnya, dan seperti biasa, Xin Yao diminta untuk menyiapkan ramuan penambah stamina. Selir Min Hao duduk bersandar di ranjang, wajahnya tampak sedikit pucat, namun matanya tak lepas dari sosok gadis itu. Senyum licik tersungging di bibirnya. Entah rencana licik apalagi yang akan dia lakukan kali ini. “Cepatlah, bawakan obat itu ke hadapanku,” ucap Kaisar dengan nada lembut. Dayang membawa nampan berisi mangkuk porselen berisi ramuan berwarna cokelat pekat. Xin Yao menerima nampan yang dibawa oleh dayang, lalu ia mengangkat mangkuk berisi ramuan itu. Namun, begitu mendekatkan di hidung, alisnya mengernyit. Aroma yang tercium sama sekali berbeda dari yang ia buat di dapur obat tad

