“Sudah siap?” Arya tersenyum sumringah menatap gadis cantik di ambang pintu berwarna putih itu. Matanya sama sekali tak berkedip, terpesona oleh kecantikan sang gadis. “Kok bengong?” tegur Lia karena Arya tak juga beranjak dari tempatnya berdiri. “Oh, maaf,” sahut Arya salah tingkah. “Soalnya… lo cantik banget.” Pipi Lia segera bersemu merah. “Ayo cepetan! Katanya jam sepuluh udah harus di sana?” Arya tertawa gemas. “Iya.” Kemudian beranjak membukakan pintu mobil untuk sang dara yang justru dihadiahi lirikan tajam. “Gue lagi berusaha jadi gentleman, Lia,” selorohnya. Dalam sekejap, mobil Ford Mustang berwarna kuning itu meluncur di jalanan ibukota. “Memangnya kita mau ke mana sih?” tanya Lia membuka obrolan. “Nanti juga tahu,” sahut Arya sambil menoleh sekilas, tersenyum tipis. “Ih