“Lo dari mana aja?” Nola berkacak pinggang di depan pintu apartemennya. Menatap tajam Arista yang semalaman tidak terlihat batang hidungnya. Arista menoleh, merapatkan jaket kebesaran milik Arka yang ia kenakan. Demi menutupi bekas kemerahan buatan sang pria di leher dan dadanya. “Eh? Oh… anu… itu… semalem dipanggil Pak Yaksa, ada rapat darurat. Baru pulang ja—” “Lo tidur sama Pak Arka?” tebak Nola tepat sasaran. Memotong kalimat Arista yang kikuk. “Hah?!” Arista ternganga. “Maksud lo tidur yang gimana?” Nola mendengus. “Tidur yang melakukan hubungan int*m, Rista!” “Haaah?! Eng-enggaklah! Gue cuma ketiduran di apartemen Pak Arka pas ngerjain tugas dari Pak Yaksa. Lo nggak tahu seberapa genting rapat semalem.” Arista mencoba mengalihkan topik, tertawa canggung. Nola tak menggubris. I