“Mencintaimu seperti aku berada di tengah hutan. Bebas, tapi menyesatkan.” Aku masih menunggu Zeroun di ruangan ini sambil terus berpikir kenapa ia begitu mengkhawatirkan meeting tertutup itu. Sesekali aku meneguk air putih dari gelas kaca yang tersaji di atas meja kopi di depanku. Aku belum bisa merasa tenang sebelum aku tahu ada apa sebenarnya? Aku melirik arlojiku. Sudah lebih dari satu jam Zeroun meninggalkanku di sini dan aku mulai merasa bosan. Kutarik gagang pintu perlahan, aku melangkah ke luar dari ruangannya untuk mendapatkan suasana yang lebih segar. Menduga-duga apa yang sedang mengganggu pikiran suamiku, ternyata membuat kepalaku merasa sedikit pusing. Pandanganku menatap lurus lorong yang diapit oleh beberapa ruangan kerja untuk para petinggi perusahaan ini, termasuk ru