Bara yang Menyala Diam-diam.

1026 Words

Sejak kejadian di ruang kerja itu, Luna berusaha sekuat tenaga menjaga jarak. Ia tahu, satu langkah saja bisa membuat dirinya terseret ke jurang yang tak akan bisa ia panjat lagi. Setiap kali Axel mengajaknya datang ke rumah, ia selalu mencari alasan untuk menolak. Katanya sibuk. Katanya ada bimbingan dosen. Atau pura-pura sakit kepala. Semua cara ia coba, hanya agar tidak perlu menjejakkan kaki ke rumah megah yang kini membuatnya resah. Tapi Axel terlalu gigih. “Kita nggak bisa kerja jarak jauh terus, Na. Kamu tahu dosen kita killer banget, kan? Kalau deadline bab tiga skripsi telat, tamat sudah kita,” bujuk Axel sambil merengek. Dengan wajah memelas dan nada suara yang sulit ditolak, Axel akhirnya menang. Luna kembali menjejakkan kaki ke rumah Ludwig itu—sebuah rumah megah dengan pil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD