Suasana sore di rumah keluarga Ludwig terasa hening, hanya terdengar suara burung di halaman belakang dan desiran angin yang masuk dari jendela besar. Ruang belajar itu kini dipenuhi kertas-kertas, laptop, dan catatan tebal yang berserakan di atas meja rendah. Axel duduk di sofa dengan laptop terbuka, wajahnya serius meski matanya sesekali melirik layar ponsel. “Oke, jadi bagian metodologi kamu yang garap, Na. Aku fokus ke bab analisis data.” Luna mengangguk sambil menatap buku catatan di pangkuannya. Rambutnya yang diikat setengah jatuh ke bahu, memberi kesan santai namun tetap rapi. “Siap. Tapi aku perlu cek beberapa literatur tambahan. Ada di folder email, nanti aku buka.” “Ya udah, santai aja. Kita kerjain bareng, toh deadline masih seminggu,” jawab Axel, lalu terkekeh kecil. “Tapi

