Episode 22

1045 Words

Suasana dingin menyejukan dari pendingin ruangan, nyatanya tidak mampu menyejukan suasana panas yang mencekik di ruang tamu Guvano saat ini. Delikan tajam dari wanita paruh baya mengantarkan rasa ketakutan berlebih terhadap Ariani. Tubuh mungilnya gemetar, keringat dingin mulai menetes perlahan dari pelipisnya. Dan rasa gelisah dari sekeping hatinya pun mulai bermunculan, bahkan Ariani merasa duduk di sofa berduri tajam. Ariani masih terduduk gelisah di samping kanan Aldrian yang tidak melepaskan genggamannya sedikit pun. Dan Ibunya terduduk di samping kirinya Aldrian dengan senyuman bahagia tidak lepas sedari tadi, tidak menyadari aura yang sangat menegangkan yang di alami putri dan menantu tampannya. Sedangkan di pangkuannya terdapat Alvian yang masih betah bergelayut manj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD