Episode 21

1357 Words

Udara dingin dari sang embun pagi sudah mulai mencair, matahari pun sudah mulai terlihat, membuat orang-orang harusnya sudah terbangun dan beraktivitas. Tetapi tidak dengan Aldrian, kelopak matanya masih bertahan terpejam erat, tidak berniat terbuka walau sedikit pun, bahkan tidak terganggu sama sekali dengan rasa panas yang menyorot permukaan wajahnya. Nyanyian kicau burung yang berisik, suara ketukan bercampur suara wanita paruh baya yang terdengar samar. Membuat pria itu tetap saja tertidur nyenyak di dalam sana, sama sekali tidak mengedahkan panggilan yang terdengar di telinganya walau samar. "Aa." s**t berisik banget. Tok tok tok "Aa bangun." Eh kok suaranya malah mirip seseorang. "Aa bangun nak, kok tidur di sini? Aduh kasep-kasep meni kebluk pisan dibangunin teh."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD