Egois 1

1096 Words

Bukan Pernikahan Biasa - Egois Entah kapan Sabda terakhir kali menangis. Rasanya sudah lama sekali, ketika nenek dari pihak sang mama meninggal dunia dua tahun yang lalu. Terlalu mahal air matanya keluar. Namun kini, ketika seorang ibu dengan terang-terangan tak lagi ingin melihat kehadiran putranya sendiri, perasaannya seperti tersayat-sayat. Sungguh sangat menyedihkan jika ingat pesan dari mamanya tadi. Padahal beliau adalah wanita yang sangat menyayangi putra-putranya. Antara dirinya dan sang mama juga lumayan dekat. Kenapa sekarang setega ini padanya, hanya karena Sabda telah memilih apa yang sudah ia jalani sebulan ini. Sekeras itu hati mamanya. Lalu demi meluluhkan hati yang membatu itu, apakah ia harus meninggalkan Senja? Sabda menatap wajah istrinya yang terlelap tepat di depa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD