Jalanan malam di kota Paris, selalu memanjakan mata. Meskipun tetap ada sudut-sudut yang tidak enak dilihat. Sejak tadi ponsel Lika terus berdering. Gadis itu tahu itu adalah panggilan dari Steve dan Lika enggan menanggapinya. Di sampingnya saat ini ada laki-laki tampan dengan wangi yang sangat Lika sukai. Wangi inilah yang sejak awal bertemu sudah sangat mengganggu Lika. Bahkan Piama milik Killian yang sebelumnya dipakaikan pada Lika, sengaja tidak gadis itu kembalikan karena dia suka sekali baunya. Dan sekarang dia semakin merasakan ketertarikan yang sulit dijelaskan pada Dosen barunya yang juga seorang CEO itu.
Begitu sampai di kantor utama Cambeland, Lika menatap takjub dengan bangunannya yang memiliki arsitektur klasik yang indah. Kantor perusahaan Bakery terbesar di Paris itu benar-benar melebihi ekspektasinya. Apalagi ketika dia masuk ke ruangan Killian yang ternyata melebihi ekspektasinya. "Woaah, apakah semua CEO memiliki ruangan seperti ini pak?" tanya gadis itu kepo dengan mata berbinar-binar. Killian tersenyum geli sambil menyodorkan segelas air minum untuk Lika.
"Tergantung perusahaanya, tapi kalau untuk ukuran perusahaan besar, tempat ini tidak terlalu bagus. Karena kantor Sepupuku jauh lebih bagus." balas Killian jujur. Ekspresi terkejut Lika benar-benar sangat bisa dinikmati. "Aku Meeting dulu sekitar sepuluh menitan, kamu tunggu disini dan jangan kemana-mana!" ucap Killian kemudian masuk ke dalam ruang Meeting bersama dua rekan kerjanya. Lika menoleh ke jarum jam di meja dan waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
"Perusahaan besar memang luar biasa, sudah semalam ini kantor masih saja ramai." gumam gadis itu sambil berkeliling di ruangan Killian untuk melihat-lihat.
Seorang wanita masuk ke ruangan itu setelah mengetuk beberapa kali. Seorang wanita latin dengan pakaian seksi dan sebuah berkas di pelukannya. "Loh, pak Arsalan tidak ada? Kamu siapa? Apakah kamu adalah gadis malang yang diselamatkannya lagi?" Mendengar berondongan pertanyaan ini, Lika mengerutkan dahinya bingung.
"Saya adalah Mahasiswa pak Arsalan yang kebetulan bertemu di Bar Pelangi." ucap Lika sopan. Wanita seksi itu tersenyum kemudian masuk ke dalam dan meletakkan berkas yang dibawanya kemudian berpamitan dengan ramah. Tapi ucapan wanita tadi benar-benar membuat Lika penasaran. Siapa yang Dosen tampannya selamatkan dan kenapa? Pertanyaan itu membuat kepala Lika menjadi berat oleh rasa ingin tahu. Tapi gadis itu merasa tidak memiliki moment yang tepat untuk mencari tahu. Killian juga benar-benar hanya Meeting selama sepuluh menit, kemudian mengajak Lika pergi untuk pulang.
Killua sangat terkejut ketika Lika pulang ke Mansion bersama Killian. Laki-laki itu juga terkejut saat mengetahui, Killian adalah Dosen baru Lika di kampus. "Apakah kamu ditugaskan di kampus Lika?" tanya Killua dengan ekspresi khawatir. Dia tahu kalau Killian di tugaskan ke suatu tempat, itu artinya ada kejahatan yang berbahaya.
"Beberapa hari yang lalu ada pembunuhan di kampus Lika. Korbannya adalah seorang siswa berprestasi yang rencananya akan ikut Olimpiade beberapa bulan kedepan. Tapi pihak kampus menutupinya. Melihat dari ciri-cirinya, pembunuh ini adalah pembunuh berantai yang sama dengan pembunuhan yang terjadi di beberapa tempat salahnya satunya Bandara. Tapi karena aku ada di TKP ketika mayat korban di temukan, aku melihat pola yang berbeda dan seakan ditiru oleh pembunuh di kampus Lika." Killian menjelaskan dengan singkat sambil memberikan berkas Cambeland yang dibutuhkan oleh Killiua untuk mencari informasi seseorang. "Lika tidak mengatakan kejadian ini?"
"Dia sangat menyukai sekolahnya. Karena itu dia jadi tertutup dengan kejadian buruk yang terjadi di sekolahnya, dia takut aku akan memindahkan ke tempat lain kalau sampai aku mengetahui hal buruk terjadi di kampusnya. Mungkin dia sudah bosan dengan sikapku yang terlalu mengkhawatirkannya." Killua mendesah berat.
"Aku akan melindunginya kali ini. Karena itu, jangan khawatir!" balas Killian menenangkan kemudian berpamitan dan pergi. Laki-laki itu tersenyum melihat Lika mengintip di Balkon rumahnya saat Killian hendak masuk ke mobil. Melihat senyuman menyebalkan Dosen tampannya itu, Lika yang masih menaruh kecurigaan yang besar pada laki-laki itu langsung masuk ke dalam kamarnya sambil menutup pintunya keras-keras. Killian hanya tertawa saja kemudian meninggalkan rumah mewah milik Killua itu.
***
Malam itu, Killian tidak langsung pulang. Laki-laki itu mengarahkan mobil mewahnya menuju sebuah Kafe yang malam itu sangat ramai oleh para anak muda. Seseorang yang sangat Familiar tersenyum lebar melihat Killian masuk ke dalam. "Sial! Gara-gara kamu aku jadi di kasihani di kantor." Killian menggerutu kesal pada sahabatnya yang sekarang sedang tertawa cekikikan.
"Tapi berkat cerita karanganku, kamu berhasil mendapatkan posisi CEO bukan?" balas Mikha bangga.
Meskipun keadaan pewaris Cambeland cukup mengkhawatirkan, tapi pemilik Sah perusahaan itu sangat keras kepala. Laki-laki itu tetap teguh dengan pendiriannya untuk tidak menerima pengendali perusahaan dari luar keluarganya. Tapi ada satu kelemahan yang sangat mengejutkan. Laki-laki itu sangat lemah dengan kisah cinta yang menyedihkan.
Sebelumnya Killian sudah sempat menceritakan kisahnya yang kembali ke masa lalu pada Mikha, saat laki-laki itu bertanya alasan sebenarnya Killian membuang jenjang Kariernya. Dan tentu saja Mikha tidak percaya. Tapi karena kisah itu dianggap menyedihkan, Mikha akhirnya menjadikan kisah itu sebagai bahan gosip di Cambeland dengan diimbuhi bumbu yang menarik. Laki-laki itu juga memastikan kisah tragis itu sampai ke pemilik Cambeland saat ini. Di luar dugaan, hati laki-laki itu lebih lemah dari yang mereka duga. Killian hanya menambahkan beberapa keterangan yang mendukung sambil menujukkan kemampuannya memimpin pekerjaan. Itulah sefruit kisah kenapa laki-laki itu bisa menyandang gelar CEO hanya dalam waktu satu bulan saja.
Awalnya para pemegang saham tidak setuju, tapi karena salah satu pemegang saham terbesar di Cambeland ternyata berasal dari keluarga Benedict, jalan Killian menjadi CEO semakin mulus.
Tapi berkat cara licik yang dilakukan Mikha untuk membantu sahabatnya dalam usaha meluluhkan pemilik Cambeland, Killian jadi terkenal sebagai laki-laki patah hati yang gagal melindungi kekasihnya. Setiap malam dia akan berkeliling Bar untuk menyelamatkan gadis-gadis yang membutuhkan bantuan. Gosipnya jadi sejauh itu karena Killian pernah menyelamatkan dua orang gadis yang dianiaya di sebuah Bar dan terlihat oleh orang kantor. Tatapan teduh yang seolah penuh kerinduan dari wajah Killian ketika mengantar gadis itu ke kantor Polisi, diartikan sebagai penebusan rasa bersalah karena sebelumnya gagal melindungi sang kekasih.
Seorang CEO tak termaafkan yang berusaha menebus rasa bersalahnya dengan melindungi para gadis di Bar. Ini adalah julukan panjang yang hanya dalam waktu kurang dari satu bulan, sudah tersemat di dalam diri CEO baru Cambeland itu.
"Pembunuhan pertama sudah terjadi." Killian tiba-tiba mengganti topik dan membuat Mikha langsung membenarkan duduknya dengan serius.
"Bohong! Kok nggak ramai? Udah lah Kill, kamu kalau stress mendingan pulang aja ke Indonesia dan Liburan. Nggak usah berbuat sejauh ini." balas Mikha masih tetap meragukan cerita Killian yang dianggapnya tidak masuk akal itu.
"Pernahkan selama ini aku tidak masuk akal Mik? Aku memilihmu untuk berbagi cerita ini karena aku tahu kamu adalah orang yang paling bisa aku percaya dan aku membutuhkan bantuanmu untuk melindungi Lika."
"Bukan kaya gitu Kill, tapi ceritamu terlalu tidak masuk akal bagiku yang bahkan setan saja tidak percaya. Kecuali ada buktinya, mungkin aku akan mempertimbangkannya untuk percaya. Tapi kalau kamu tidak memiliki bukti yang bisa ditujukkan, ayo pergi ke Pskiater! Beban kamu kelihatannya terlalu berat karena di paksa berpisah dengan Lika." Jawaban Mikha membuat Killian mendesah frustasi. Tapi laki-laki itu kemudian membuka ponselnya dan membuka aplikasi jual beli saham.
"Aku akan mendapatkan dua juta Dollar dari membeli saham ini." Killian membeli sebuah saham yang menurut data saat ini, tidak mungkin membuat Killian mendapatkan keuntungan sampai dua juta Dollar. Mikha mengerutkan dahinya sambil menatap sahabatnya dengan tatapan Prihatin, tapi dalam keadaan itu Killian tidak bisa melakukan apapun.
"Oke, kalau kamu beneran dapat dua juta Dollar dari pembelian saham ini dalam waktu dekat, aku tidak akan mempertanyakan lagi cerita tidak masuk akalmu itu." ucap Mikha membuat Killian tersenyum.
"Sebenarnya bukan hanya itu bukti yang akan aku tunjukkan." balas Killian sambil menunjukkan foto pembunuhan dengan luka tusuk yang sangat akurat, persis seperti yang diceritakan oleh Killian sebelumnya. Jika tidak mengenal Killian dengan baik, Mikha mungkin akan berpikir Killian merencanakan pembunuhan itu karena semua keadaan TKP persis seperti yang dia ceritakan untuk meyakinkan Mikha sebelumnya.
"Bohong! Ini Ai kan?" pertanyaan Mikha membuat Killian terkekeh. Laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk mengajak Mikha masuk ke kampusnya dan diam-diam menyelidiki TKP. "Tapi kamu berhasil melakukannya kan Kill?"
"Berhasil! Sesuai dugaan, pembunuhnya bukanlah pembunuh berantai yang sekarang sedang kamu tangani. Orang ini tidak memiliki pengalaman membunuh. Dia hanya meniru. Karena itu dia mudah di bohongi." ucap Killian menjelaskan.
"Tapi meskipun ada buktinya, aku masih sulit untuk percaya kalau ada manusia yang bisa kembali ke masa lalu." balas Mikha setelah keluar dari kampus dan ikut pergi ke Penthouse tempat Killian tinggal.
"Sebenarnya ini adalah rahasia keluarga. Bukan hanya aku yang pernah mengalaminya." jawaban Killian semakin membuat Mikha terkejut.
"Ada orang selain kamu yang pernah mengalaminya?" tanya Mikha semakin tertarik.
"Arrabella dan ibuku. Kakek juga mengetahui hal ini, karena itu ketika aku menjelaskan alasanku membuang karier di Theia, beliau tidak banyak memberiku kesulitan."
Mikha terlihat berpikir keras karena logikanya masih sulit menerima kejadian tidak masuk akal ini. Tapi satu minggu kemudian, saham yang dibeli oleh Killian benar-benar memberikan keuntungan bukan hanya dua juta Dollar tapi sampai empat juta Dollar dengan cara yang mengejutkan. Mikha menganga tidak percaya dan kesal karena kemarin tidak ikut membeli saham yang dibeli sahabatnya itu.
***