"Kira kira apa hubungan si Mey ini dengan Keyra ya, Dev?" tanya Arnorld lagi.
"Bos, ga usah dipikir dulu, yang penting kita tahu data data si Mey ini. Ehm bos, kalau ketemu sama gadis ini, aku juga mau ya bos. Secara aku kan masih jomblo, dan gadis ini menurutku ehm sedikit luar biasa. Kalau boleh bos. Aku mau mencoba mendekatinya." pinta Devon dengan nada malu.
" Woy, malu sama umur. Kamu itu udah 30 tahun."
"Tapi umur kita sama, bos! Bos aja bisa nikah sama Keyra yang kinyis kinyis, masih muda, cantik dan semok. " potong Devon cepat sehingga Arnold jadi malu karena ia lupa bahwa umurnya juga udah tua.
"Tapi wajahmu boros banget, Dev." elak Arnold dengan nada ketus.
"Maksudnya?"tampang keheranan tampak di wajah tampan asisten Arnold itu.
"Maksudnya kamu kelihatan lebih tua daripada umur kamu. Mana mau gadis cantik yang masih muda sama kau." ejek Arnold lagi.
"Wah bos sekate kate nih. Wajah eike masih kinclong bak baby face. "sergah Devon sambil manyun, ia agak tidak terima dikatakan tua oleh bosnya. Meski usianya udah 30 th ia merasa masih gagah dan tampan. Bahkan sebenernya banyak yang naksir juga sama dia. cuman ia emang sedikit pemilih.
"Sudahlah, kamu cepat balik ke kantor lagi, Aku mau jagain calon istri aku aja. Daripada ngobrol ama si muka boros macam kamu." usir Arnold dengan gaya songong.
"Haiz bos. Habis manis sepah dibuang." sungut Devon sambil berlalu dari tempat diinya dan bos Arnold ketemuan.
Arnold pun melangkah masuk ke dalam kamar rawat inap VVIP Keyra. Disana Keyra tampak lagi menikmati makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Arnold tersenyum senang melihat Keyra sudah bisa melayani makannya sendiri.
"Sayang. Kamu lagi makan apa?" tanya Arnold sambil mendekati calon istrinya yang cantik dan mengecup puncak kepalanya.
"Gak enak makanannya, mas. " sungut Mey dengan wajah menggemaskan, membuat Arnold ingin melahap bibir nya yang merah merekah.
"Emang kamu mau makan apa, Key?" tanya Arnold dengan lembut. Ia duduk di samping ranjang rawat inap Mey sambil menggenggam tangan calon istrinya itu.
"Pingin ayam geprek yang pedeeees banget." kata Mey dengan pandangan mendamba.
"Loh kamu kan gak suka pedes sama sekali, kok tiba tiba suka pedes?" tanya Arnold keheranan.
"Ehm aku .. eh pingin nyoba aja sih, mas." elak Mey dengan gagap. Ia bingung juga harus menjawab apa. Ia kan gak ingat apa saja yang disukai Keyra dan yang tidak disukai olehnya. Dia kan bukan Keyra.
"Gak usah lah. Nanti kamu sakit perut. Soalnya kamu kan gak pernah makan pedes sama sekali." larang Arnold. Dia takut nanti Keyra kenapa kenapa kalau makan pedes. Apalagi dia belum pernah makan pedas.
Sedangkan Mey pencinta makanan pedas. Dia sering disebut ratu sambal, saking semua makanan selalu ia kasih sambal. Bahkan makan 1 biji tahu pletok, Mey memakai 10 cabe rawit sebagai lalapnya. Sampai orang jadi heran, sebenernya Mey itu doyan pedas apa gak mau rugi.
Mey lemas seketika. Menjadi Keyra berat amat ya!! Masa gak akan bisa makan sambal selama 6 bulan? Ohh tidakkkk!
"Key, Key, kamu kok malah melamun. Kamu jadinya mau makan apa?" tanya Arnold lagi.
"Ini aku sudah buka ojol online, biar ojolnya yang akan nganterin makanan kamu pilih. Kamu mau makan apa?" lanjut Arnold sambil memencet mencet tombol aplikasi makanan yang akan dia pesan.
" Mas, aku pingin bakso aja deh, ama mie ayam, jangan lupa pangsit basah satu porsi ya. Eh belinya di Kedai XX dan bisa dibeli lewat ojol kok, mas.
" Hah? ini makanan banyak loh. Emang kamu bisa abisin?" tanya Arnold dengan mata membulat keheranan.
" Bisalahh!" jawab Mey enteng.
" Key, biasanya porsi makan kamu tu dikit banget. Katanya kamu gak mau makan banyak karena takut gendut. Gimana sih?" tanya Arnold lagi keheranan. Ia bingung, karena Key yang sekarang sangat bertolak belakang dengan Key yang dulu. Ia juga khawatir kalau kalau... ah, masa di era tahun 2020 ada kisah mistis seperti ini?
Misalnya seperyi kisah ketempelan kuntilanak yang makannya banyak. Hiyy!! Arnold bergidik ngeri. Jangan tanya. Walau badannya gede dan usianya udah tua, tapi Arnold paling takut dengan begituan. Lebih baik ia berhadapan dengan 10 orang dan adu fisik daripada adu nyali dengan mahluk kasat mata. Arnold pasti lari terbirit b***t.
" Aku lapar mas, selama disini aku gak pernah makan enak." rajuk Mey dengan muka ditekuk. Mey memang berbeda dengan Keyra. Kalau Keyra selalu menjaga pola makanannya karena takut gemuk, tapi Mey tidak. Tubuhnya tidak pernah menggemuk walaupun makannya super banyak. Teman temannya sangat envy atau iri dengan pola makan Mey. Seakan akan makanannya itu dilahap cacing diperutnya sehingga tubuhnya tetap tampak seksi , dan membesar di tempat tempat yang seharusnya.
Arnold hanya mematung, ia lagi mengamati wajah Keyra yang entah kenapa tampak lebih cantik daripada dulu. Mey yang dipandangi Arnold yang melamun berusaha menarik perhatian Arnold dengan memanggil pria itu. Tapi Arnold hanya diam. Mey takut Arnold kesambet dan menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah tampan Arnold supaya Arnold ceoat segera sadar.
" Masssss!!!" teriak Mey didepan wajah Arnold, membuat Arnold gelagapan.
" Eh iya iya, ada apa? Gak usah teriak teriak gitu. Aku denger, sayang." sahut Arnold sambil mengusap dadanya yang berdetak lebih cepat karena kaget dengan teriakan Mey.
" Aku lapar, mas. Kamu malah melamun. " sahut Mey dengan jutek. Ia kesal dengan Arnold yang tidak meluluskan permintaannya.
" Oke oke. Aku belikan. Tapi syaratnya harus habis ya." jawab Arnold mengalah. Arnold langsung memesannya melalui aplikasi ojol yang sudah ia buka sedari tadi.
" Siap bosque." sahut Mey riang dengan nada manja alay seperti anak anak Abg. Fix!! tingkahnya beda dengan Key. Keyra meskipun ekstrovert ia tidak pernah manja apalagi alay. Ia mandiri dan cenderung tidak bergantung dengan Arnold. Keyra menikahi Arnold karena perjodohan. Dan sebelum menikah dengan Arnold ia sudah punya butik yang dikembangkan bersama mamanya. Ia sudah biasa mengatur orang lain dan meminta tolong dengan nada yang arogan, bukan dengan nada manja seperti ini.
" Jangan lupa, mienya yang di kedai XX, dekat SMANSA PGRI, ya." peringat Mey keoada Arnold yang membuat Arnold semakin membulat
" Bagaimana kamu tahu kedai XX dekat SMANSA PGRI? Kamu sama dirimu sendiri, keluarga dan aku aja gak ingat. Tapi letak kedai XX bagaimana kamu bisa ingat dengan jelas?" tanya Arnold dengan hati hati. Jujur ia takut calon istrinya pingsan lagi. Tapi ia penasaran.
"Ehm aku... aku tiba tiba terlintas aja. Mungkin karena aku mulai bisa mengingat ingat kali mas. " ujar Mey berkilah. Mey keceplosan. Aduh, gak sanggup deh boong terus gini. Gimanaaaa pria berbaju putih??? teriak Mey dalam hati.
Tapi tentu saja gak ada jawaban dari pria baju putih itu, aneh banget muncul tak diundang, hilang juga gak diantar, berasa kayak, ehm ehm