7.Rindu

1152 Words
Pria berbaju putih sialan nih! Kalau kayak begini aja dia ga muncul. Apa dibocorin aja rahasianya aja ya biar muncul orangnya, pikir Mey kesal. Mey auto manyun karena kesal membuat Arnold merasa ada yang di sembunyikan oleh kekasih sekaligus calon istrinya itu. "Keyra, mas tahu apa yang saat ini kamu hadapi itu berat. Tapi tolong beritahu mas apa yang sedang kamu hadapi dengan sejujurnya, supaya mas bisa bantu kamu." kata Arnold sambil menggengam tangan mungil istrinya yang dingin. Mey celingak celinguk mengawasi keadaan sekitarnya dengan takut takut. Ia tidak melihat keberadaan pria berbaju putih yang katanya selalu mengawasinya. Dan saat ia ingin mengungkapkan kejujuran, pria berbaju putih itu memperdengarkan suaranya. "Meyliena, ingat!! " Nahkan, kalau ada pemikiran untuk berterus terang sama Arnold, si pria baju putih pasti muncul, bikin jumpscare dalam hati. Arnold semakin kebingungan melihat ekspresi wajah Keyra yang awalnya takut takut, memandangi seluruh ruangan rawat inap seperti orang yang sedang mencari sesuatu dan kemudian ia seperti orang yang kaget dan pucat. Mey tidak berani menatap Arnold. Dia hanya menunduk dan bahunya sedikit bergetar. Ia bingung, bagaimana harus bertindak. "Mas, kamu tidak tahu rasanya jadi aku. Kamu gak akan ngerti rasanya kamu tidak ingat apa apa. Kamu gak akan ngerti rasanya kalau ternyata ingatanmu itu bukan milikmu sendiri. Aku bingung, mas. Aku bingung!" sergah Mey dengan diiringi tangisan pilu yang membuat Arnold tidak tega. "Shhh, ya sudah. Maafkan mas. maafkan mas. Okey? Maaf kalau mas terkesan mendesak. Ya sudah akan lebih baik kamu gak ingat apa apa, daripada kamu pingsan dan menyiksa diri. Kamu mau makan banyak ya oke, kamu ingat beberapa tempat ya oke, asal kamu gak pingsan aja aku sudah bahagia." lanjut Arnold sambil menaruh genggaman tangan Mey ke dadanya dan mengecupnya berulang ulang. Mey merasa terharu dengan kelakuan calon suami Key itu. Dia merasa bahagia menerima perhatian dari Arnold yang tampan dan mempesona itu. Dia bahkan mau bersabar sama tingkahnya yang absurd karena harus menyembunyikan fakta tentang dirinya yang ada dalam tubuh Keyra. Oh tidak!! Masa aku menyukai calon suami orang? Aduh gimana ini? pikir Mey galau. Sungguh ada perasaan bahagia saat menatap Arnold, ada perasaan yang tidak dapat ia gambarkan dengan kata kata. Apakah ini cinta? Ia suka menerima romantisme dan perhatian dari Arnold yang berlebih, seakan ia adalah barang berharga yang harus dijaga dan dihormati. "Key, jangan melamun." bisik Arnold mesra. Wajah Arnold yang begitu dekat sampai nafasnya yang berbau mint itu sampai ke indra penciumannya membuat Mey kaget. Pengalamannya bersama laki laki baru bersama Arnold ini saja. Yang tadi baru saja mencium dan grepe grepein dia. Mey berkeringat dingin, ia idak tahu apa yang harus ia lakukan dengan seorang pria dengan jarak sedekat ini. "Keyraa, boleh gak kalau mas mau ?" tanya Arnold dengan suara yang sudah serak basah karena sudah mulai hype, sehingga terdengar parau seksi ditelinga Mey. "Hah? Maksudnya apa sih mas?" tanya Mey tidak mengerti, jangan salahkan Mey karena Mey emang awam dalam hal begituan. Arnold tidak menjawab pertanyaan Mey dengan kata kata, melainkan ia langsung menurunkan baju pasien Mey yang terbuka di bagian belakang sehingga pakaian itu sampai jatuh ke dadanya yang tidak terhalang apa apa. "Yang ini sayang..." jawab Arnold dengan suaranya yang makin parau menahan hasrat tak tertahankan di bagian pangkal pahanya. Puncak d**a Mey yang menantang diremas oleh Arnold dengan gerakan yang sensual. Meraba, membelai, mengecup, sehingga Mey terperangkap dalam gejolak perasaan yang berbeda yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Membuat Mey mendesah, dan desahan Mey membuat Arnold semakin intens mencumbu dadanya, sedangkan tangan Mey mengacak rambut Arnold. Tubuh Mey melentik ke belakang, seakan memberi kode Arnold untuk lebih lagi mencumbui dadanya. Baju pasien Mey sudah terjatuh di lantai menyisakan kepolosan tubuhnya yang terlihat begitu menggoda Arnold sedangkan baju Arnold masih lengkap terpasang ditempatnya. Pikiran Mey sudah menggila ditutupi dengan gairah yang di picu oleh belaian tangan Arnold yang sudah ahli memanjakan tubuh Mey yang belum pernah disentuh laki laki. Ketampanan Arnold sudah membuat Mey jatuh cinta diawal pertemuannya. Sekarang dia sudah tidak ingat bahwa Arnold adalah calon suami temannya dan tubuhnya seperti terbakar api gairah yang sudah tidak bisa dipadamkan lagi selain dengan melebur dan meledak bersama laki laki tampan yang sedang mengajaknya bercinta. "Ada yang sudah kangen menggoyang kamu nih, boleh ya?" ijin Arnold dengan pandangan mendamba sambil kemudian melahap dengan rakus bibir sensual calon istrinya, Arnold membuka bajunya dan celananya secara cepat, tanpa melepaskan pagutan bibirnya. Mey yang masih baru dalam kancah percintaan membiarkan Arnold mengambil kendali percintaan malam itu. Mey yang awalnya berpikir bahwa berarti Keyra sudah sering melakuakan make love dengan calon suaminya itu, dan kalau ia saat ini berpura pura menjadi Key, ya berarti ia harus melayani calon suami Keyra seperti biasanya. Pikirannya sejujurnya ingin menolak tapi tubuhnya kenapa jadi begini, bak seorang istri yang biasa dan rindu akan belaian suaminya dia menerima saja stimulasi menggoda dari bibir dan tangan suaminya. Di dalam kamar ruang inap itu, desahan dan decapan bibir yang saling mencecap rasa, terdengar begitu sensual. Arnold tidak lagi bisa menahan dirinya sendiri. Tubuh Keyra dan aura nya yang menggoda membuat Arnold sudah gelap mata. Ia tidak lagi ingat kalau calon istrinya baru saja sadar dari komanya selama sebulan. Ia tidak lagi ingat kalau ini adalah ruang rumah sakit. Ia membuat tubuh calon istrinya yang terbaring berolah raga di ranjang rumah sakit dengan perlahan dan membungkam desahan istrinya yang membangkitan gairah itu dengan cumbuaan mesra di bibir Mey. Arnold merasa heran dengan tubuh Keyra yang tampak lebih menggoda daripada sebelumnya, bahkan Mey menjerit kesakitan saat dirinya menggoyang tubuh calon istrinya itu dengan bersemangat. "Argghh sakit, mas." racau Mey yang akhirnya bibirnya dengan sigap disumpal oleh bibir Arnold yang sudah membelit, dan menciuminya dengan penuh gairah, sudut mata Mey sudah mengeluarkan air mata, tanda ia kesakitan. Dia bagaikan perawan yang baru pertama kali melakukan percintaan. Ini membuat Arnold heran kenapa bisa begitu. Hubungan intim dengan Keyra bukan yang pertama kali, walau emang dia yang pertama buat Keyra. "Baby, kenapa jadi sempit sih, membuat milik mas seperti dipijat pijat, arghh enak sekali." bisik Arnold dengan suara parau menahan sesuatu yang sehabis ini akan keluar. "Mas aku mau.." "Bersama sama ya sayang.. arghhh." pijatan di daerah inti Mey membuat ular Arnold seakan diremas dan dipijat yang membuatnya tidak lagi bisa menahan ledakkan dan semburan yang membuat Arnold puas dan melemas. Tubuhnya yang berada diatas Mey ditahan oleh kedua tangannya supaya berat tubuhnya tidak menimpa Mey. Mey yang sudah pelepasan berkali kali karena stimulasi yang di lakukan oleh Arnold tampak sudah tidak berdaya dan tertidur tanpa sempat membersihkan badannya. Sedangkan Arnold masih mengecupi pipi Mey dan berbaring disamping Keyra yang sudah tertidur kelelahan. "Untung ranjang ini cukup besar untuk berdua, walau tidak senyaman ranjang di rumah tapi ini cukup untuk melepas rindu dengan tubuh Keyra yang jadi candu buatku." gunam Arnold lirih. Ia masih setia memeluk tubuh Keyra yang dalam keadaan polos, mengecupi bahunya yang terbuka dan menanam beberapa stroberi di punggung Mey. Sedangkan Mey hanya menggeliat tanpa sanggup menolak karena tubuhnya sudah lemas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD