Bab 44 Keraguan Roy

1117 Words

Senja menurun pelan di rumah besar keluarga Martenez. Angin dari jendela balkon membawa bau kopi tua dan samar-samar parfum Melati yang masih menggantung di udara. Andini berjalan cepat ke kamar tamu yang biasa digunakan Herdi bila menginap di rumah Ferdi. Andini baru saja dari mall, tapi semua belanjaan dia tinggalkan di rumah tamu, demikian juga Melati yang langsung pergi ke kamar. Tumitnya terdengar di lantai marmer, langkahnya tajam. Herdi sedang duduk santai di sofa, membaca laporan digital sambil menyeruput teh hitam. Andini membuka pintu tanpa mengetuk. Herdi menoleh, sedikit menaikkan alis. “Kamu tahu itu?” suara Andini langsung menembak. Herdi menutup tabletnya, santai. “Soal apa?” Andini tidak bicara. Ia mengeluarkan ponsel, membuka rekaman yang baru saja ia ambil secar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD