Bab 77 Pemutusan Hubungan

1022 Words

Pagi itu rumah Martenez terasa sangat tenang, seolah udara pun sedang menahan napas, tetapi di salah satu ruang baca yang tertutup rapat, ketenangan itu penuh tekanan yang hampir tak tertahankan. Di atas meja kayu gelap, dua map hitam terbuka mengikuti garis sinar matahari: satu berjudul BERITA ACARA KESAKSIAN, dan satu lagi berjudul GUGATAN CERAI. Roy duduk tegap. Wajahnya pucat namun matanya sudah berubah—tidak ada lagi kepolosan yang dulu membuatnya mudah ditipu. Ada luka, ada dendam, ada penyesalan… tapi yang paling kentara adalah ketegasan yang baru lahir. Herdi berdiri di belakangnya sambil menyilangkan tangan. “Sudah siap?” tanyanya pelan, tapi tegas. Roy menelan ludah. “Siap atau tidak, aku harus siap.” Ferdi duduk di seberang meja. Diam, tapi kehadirannya seperti sebuah temb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD