BAB 05 - Akhirnya Janda

928 Words
“Akhirnya pulang juga, dia ngapain sih lama banget … apa mungkin ngarepin makan malam ya?” Sembari menenangkan diri setelah sempat mengintai keadaan di luar cukup lama, Maura bergumam pelan dan menerka-nerka alasan Abimanyu tidak kunjung pulang dari kost-nya. “Tapi ‘kan tadi di pesta pernikahan dia aku ajak ma_ eh lupa, keburu pulang dan dia baru satu suapan,” lanjut Maura kemudian. Setelah dia ingat-ingat, memang benar Abimanyu sempat makan, tapi baru satu suap. Hal itu terjadi karena dirinya telanjur emosi dengan hinaan keluarga Arkana hanya karena Maura menolak dipoligami. “Aduh, aku harus gimana? Apa perlu aku pastikan dia sudah makan atau belum?” Maura kini dilanda dilema, sungguh dia bingung dibuatnya. Ingin bertanya, tapi Maura tidak punya keberanian untuk itu. Akan tetapi, jika tidak bertanya juga serba salah. “Eh, tapi jika aku hubungi nanti dia minta tambah bayarannya?” Sempat terbesit untuk menghubungi Abimanyu, tapi seketika Maura urungkan karena khawatir diminta uang tambahan. Mengingat bayarannya hanya 300 ribu, sementara sewa hotel tanggung jawab Abimanyu, wajar saja Maura ketar-ketir dan berpikir begitu. Tidak ingin hal itu terjadi, Maura memilih bodo amat dan bergegas untuk tidur. Kebetulan memang sudah larut malam, bahkan hampir pagi sementara besok dia harus kembali beraktivitas sebagai b***k corporate seperti yang selama ini dia jalani. Tring .... Baru saja hendak memejamkan mata, notifikasi panggilan dari nomor tidak dikenal masuk dan tak segera Maura angkat. Hingga suara ketukan pintu juga ikut terdengar yang membuat Maura semakin ketakutan. Inginnya dia abaikan, tapi lama kelamaan mengganggu juga hingga Maura memberanikan diri untuk membuka pintunya. Tak pernah dia duga sedikit pun, bahwa yang datang bukanlah mantan suaminya, melainkan driver dengan membawakan makan malam untuknya. “Buat saya, Pak?” “Iya, sudah dibayar sama yang pesan,” jelas pria itu yang kemudian Maura tanggapi dengan anggukan pelan. Tanpa bertanya siapa yang memesan, Maura segera masuk dan mengunci pintu rapat-rapat. Kebetulan, dia memang lapar bahkan perutnya terasa perih hingga tidak berpikir dua kali sebelum menyantapnya. Selesai mengisi amunisi, Maura kembali pada rencananya untuk memejamkan mata. Persetan dengan risiko karena makan larut malam, Maura kini terpejam dan mengakhiri malam dengan harapan besok bangun dan kedepannya bisa berjalan tanpa beban. . . Sesuai dengan harapan, setelah malam itu Maura bisa menjalani hidupnya tanpa beban. Tidak sia-sia dia membayar Abimanyu sebagai pasangan karena memang totalitas bahkan Arkana mulai menyerah dibuatnya. Sudah satu bulan berlalu pasca pesta pernikahan itu, Arkana tidak lagi berani mengusik ketenangannya. Tidak lagi ada drama Maura harus bersembunyi di kantor dan memilih ikut lembur demi menghindari sang mantan. Sementara Abimanyu sendiri, hingga detik ini Maura tidak pernah mengubungi, begitu juga sebaliknya. Tentu saja Maura tidak keberatan, meski sempat menghabiskan separuh malam di atas tempat tidur yang sama, tapi Maura lebih memilih untuk lupa dan menganggap hal itu sebagai kesalahan tak sengaja. Menurutnya akan lebih baik begini, hidup Maura lebih tenang dan menyenangkan. Ditambah lagi, baru-baru ini Maura naik jabatan dan tentu saja gajinya agak lumayan. Bukan lagi sebagai staff biasa, tapi langsung personal assistent tanpa diduga-duga. Meski sempat menolak, tapi Erlangga - atasannya sudah mengambil keputusan yang katanya bersifat mutlak dan tidak berhak Maura bantah. Atas keputusan ini, tidak sedikit yang menaruh rasa iri, tapi tidak sedikit juga yang mendukung dengan penuh suka cita, salah-satunya adalah Fania, sahabat dekatnya. “Aku masih bingung, sebenarnya Pak Erlangga kerasukan apa tiba-tiba naikin jabatan aku ya, Fan?” tanya Maura menatap nanar tanpa arah. “Sudahlah, Ra, jangan ambil pusing … nikmati saja, anggap saja ini rezeki calon janda,” jawab Fania seraya mengusap pundak Maura yang duduk di sampingnya. Saat ini, mereka tengah di perjalanan menuju Pengadilan Agama untuk kembali menghadiri sidang perceraian yang sebenarnya sudah begitu memuakkan, lebih tepatnya bosan. Ucapan Fania hanya Maura tanggapi dengan senyuman getir, tidak ada keceriaan sama sekali. “Kapan ya resminya?” “Sabar, kita ikuti saja … lambat laun Arkana juga akan menyerah, apalagi sekarang istrinya sedang hamil, mustahil istrinya pasrah saja.” “Aku harap begitu, Fan, jujur saja aku lelah begini terus tanpa kepastian.” “Semangat, percaya padaku pasti tidak akan lama!!” Seoptimis itu Fania bahwa Maura akan janda secepatnya. Sementara itu, Maura masih tetap pesimis seperti biasa. Karena menghadapi Arkana bukan hal mudah, dia yang memang tidak begitu menginginkan perceraian masih terus mencari cara untuk bertahan. Di sisi lain, Arkana juga didampingi kuasa hukum sementara Maura hanya bisa pasrah mengingat keuangannya memang pas-pas’an. Bagaimana tidak? Selama menjadi istri Arkana, tidak ada istilah menabung, Maura menggunakan semua gaji untuk kebutuhannya. Karena itulah, dia hanya bisa berharap semua tuntas dengan segera. Sama seperti yang sudah-sudah, Maura menyiapkan mental untuk berhadapan dengan para hakim di meja hijau. Tanpa terduga, agaknya Dewi Fortuna tengah memihak padanya hari ini. Setelah berkali-kali berakhir dengan helaan napas panjang, pada akhirnya Maura bisa berteriak kegirangan. Terlihat jelas siapa yang paling menginginkan perceraian itu, Maura sampai sujud syukur dan berlari ke pelukan Fania sebagai bentuk perayaan atas keberhasilannya. “Bentar, ini serius, Ra?” “Iya, kamu dengar sendiri, ‘kan tadi Hakim bilang apa?” “Iya, tapi aku kaget kok secepat ini? Rada aneh tidak sih?” tanya Fania kini bingung sendiri. Meski sempat optimis sewaktu di perjalanan, tapi bukan berarti secepat ini juga. “Ah bodo amat, yang penting sekarang resmi jadi janda!! Sekarang katakan, kamu mau aku traktir apa?” “Sepertinya bukan aku yang harus kamu traktir, Ra.” “Terus siapa?” Maura melihat situasi, memastikan tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka. “Cowok bayaranmu, si Abi,” bisik Fania seketika membuat mata Maura membulat sempurna. “Eh?” . . - To Be Continued -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD