Segera saja Kania membuka pintu. Edward yang tadi masih menaruh ponsel di telinganya, langsung memutuskan panggilan telepon dan membalikkan badan, menatap ke arah Kania serta tersenyum misterius. Kania terlihat kebingungan, dia benar-benar tak mengerti kenapa malam-malam seperti ini Edward datang tiba-tiba ke rumahnya, apalagi tanpa memberi kabar terlebih dulu. "Hai, Kania!" sapa Edward dengan lembut. "Apa kamu nggak berniat untuk mengajakku masuk?" tanyanya dengan santai. "Nggak bisa karena ini sudah malam, bahkan bibi saja sudah tidur. Sekarang aku mau tanya, tujuan kamu datang ke sini untuk apa? Ada keperluan apa? Kalau dilihat tetangga, pasti akan jadi salah paham," kata Kania, kesal bercampur khawatir. "Ya sudah, kalau begitu kita bicara sebentar di luar. Simple, 'kan? Kalau kamu