Melihat wajah Kania yang membeku penuh kejutan, Arya hanya bisa menatap heran, bergulat dengan rasa penasaran yang membuncah. Sejujurnya, ia sendiri tak tahu apa hadiah misterius yang diberikan orang tuanya untuk calon istrinya itu. Dengan langkah gemetar, Kania menutup berkas yang dipegangnya lalu menatap Arman, perlahan mengulurkan berkas tersebut sembari suara lirihnya terdengar, "Om … maaf, aku nggak bisa menerima ini." Arman terpaku sejenak, lalu matanya membelalak penuh tanya. "Kenapa, Kania? Kamu ini calon istri Arya, sudah sepantasnya kamu menerima hadiah pernikahan dari kami. Sebentar lagi, Om dan tante akan jadi orang tua kamu juga," ucapnya dengan nada yang campur aduk antara heran dan setengah memaksa. Dalam benak Arman, wanita lain pasti akan melonjak kegirangan menerima ha